Pala (Myristicafragrans Houtt.) merupakan salah satu rempah asli Indonesia yang memiliki aktivitas antidiabetes, dengan senyawa aktif dehidrodiisoeugenol (DHDE). Pala juga mengandung zat Iain yang bersifat toksik dan bersifat halusinogen, seperti safrol dan miristisin. Eliminasi senyawa toksik ini telah diupayakan dalam sebuah proses, kemudian diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet. Pada sediaan obat herbal, penetapan kadar diperlukan sebagai upaya kontrol kualitas. Instrumen yang dapat digunakan adalah kromatografi gas dengan detektor spektrometer massa. Penelitian ini bertujuanLnelakukan optimasi sistem instrumen, melakukan validasi metode analisis, dan melakukan penentuan kadar terhadap sampel. Optimasi dilakukan dengan kolom kapiler Durabond@ DB-IMS (30,0 m x 0,25 mm x 0,25 gm) dan gas pembawa helium. Dari hasi! optimasi tersebut, didapatkan kondisi optimal instrumen. Suhu awal kolom 70 oc ditahan selama 5 menit, dinaikkan ke suhu 265 oc dengan laju kenaikan 30 OC/menit, dan ditahan selama 4,5 menit. Aliran gas helium diatur pada laju linear konstan 40,2 cm/detik. Injeksi sampel dilakukan dengan metode split dan suhu injektor 300 oc. Suhu sumber ion diatur 200 oc. Deteksi dilakukan dengan metode selected ion monitoring (SWi) pada masing-masing ion molekul dengan periode pengukuran 0,10 detik. Metode ini telah memenuhi persyaratan validasi metode analisis untuk parameter uji kespsuaian sistem, selektivitas/spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi ripitabilitas, dan robustness pada kondisi normal- Batas deteksi metode ini untuk DFDE, safrol, dan miristisin berturut-turut adalah 9,68 gg/ml, 0,04 gg/ml, dan 0,36 gg/ml, sedangkan batas kuantifikasi berturut-tuftlt adalah 29,03 gg/ml, 0,12 pg/ml, dan 1,09 ug/ml. Penentuan kadar dilakukan pada sampel ekstrak dan tablet herbal. Kadar DHI)E, safrol, dan miristisin yang tçrkandung dalam ekstrak pala sebelum proses berturut-turut adalah 52,219 mg/g, 14,649 mg/g, dan 172,053 mg/g; dalam ekstrak pala setelah proses berturut-turui adalah 29,688 mg/g, 0,044 mg/g, dan 0,288 mg/g; dan dalam tablet herbal berturut-turut adalah 8,572 mg/tablet, 0,015 mg/tablet, dan 0,094 mg/tablet. Metode ini dapat dijadikan metode alternatifkarena lebih cepat, mudah, sensitif, dan selektif.