digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Buton terbentuk akibat proses tektonik yang begitu intens sehingga menghasilkan beragam sumberdaya geologi salah satunya yaitu sumberdaya alam minyak dan gas bumi yang terakumulasi di sebuah cekungan sedimen. Telah dilakukan penelitian pengukuran medan gayaberat untuk menginterpretasi struktur bawah permukaan pada Cekungan Muna-Buton. Data yang digunakan merupakan data anomali gayaberat udara bebas, sehingga hanya perlu melakukan koreksi Bouguer dan koreksi medan untuk memperoleh anomali Bouguer lengkap. Pemisahan anomali dilakukan dengan beberapa metode yaitu moving average, trend surface analysis, dan upward continuation. Selanjutnya analisis gradien dilakukan pada anomali residual untuk mendeliniasi struktur-struktur cekungan di daerah penelitian dengan menggunakan beberapa metode yaitu horizontal gradient, total gradient, tilt-angle horizontal gradient, dan improved logistic filter. Anomali Bouguer lengkap di daerah Cekungan Muna-Buton, berkisar antara 30 – 160 mGal. Secara umum, sebaran pola anomali Bouguer di daerah penelitian memiliki tiga tren yang berbeda. Tren anomali pertama memiliki Pola anomali tinggi di daerah Utara hingga Timur. Selanjutnya terdapat tren anomali sedang yang ditunjukkan berada dominan daerah Baratdaya hingga ke Tengah. Sedangkan pola anomali rendah yang dominan tersebar dari Timur dan cenderung merendah ke arah Barat.Secara kualitatif terdapat dua sub-cekungan yang bisa dideliniasi yaitu subcekungan A yang berada di bagian Timur dan sub-cekungan B yang berada di Barat. Sub-cekungan A jika dikorelasikan dengan model rekonstruksi oleh Davidson, merupakan sub-cekungan Bulu, sedangkan sub-cekungan B merupakan subcekungan Selat Buton. Terdapat lapisan basement yang diindikasikan berada pada kedalaman paling dangkal 2 km di sub-cekungan Selat Buton dan kedalaman paling dangkal 3 km di sub-cekungan Bulu Basin. Kedalaman lapisan basement tersebut semakin dalam ke pusat cekungan hingga mencapai lebih dari 4 km.