digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemerintah Indonesia menggencarkan pengembangan energi terbarukan guna mencapai Net Zero Emissions pada 2060. Indonesia kaya akan potensi energi geotermal namun belum dapat mengaktualisasikan dengan sepenuhnya. Lapangan Geotermal Ulubelu telah dikembangkan sejak 2012 oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE) hingga kini mampu memasok 25% elektrifikasi Provinsi Lampung. Kemunculan fluida maupun gas sebagai manifestasi sistem geotermal dapat menyebabkan cekaman vegetasi pada suatu lingkup area. Penggunaan metode penginderaan jauh untuk memetakan manifestasi geotermal dalam bentuk anomali temperatur permukaan, batuan teralterasi, dan cekaman vegetasi dapat meningkatkan efektivitas tahap studi pendahuluan eksplorasi geotermal karena dapat mencakup area luas dalam waktu relatif singkat. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran umum prospek eksplorasi geotermal berdasarkan pemetaan manifestasi geotermal melalui kombinasi metode penginderaan jauh dan validasi lapangan di Daerah Ulubelu, Lampung. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup citra Sentinel-2B, citra ASTER, DEMNAS, suseptibilitas magnetik, dan kandungan klorofil tumbuhan paku. Metode penelitian mencakup analisis penginderaan jauh berupa band ratio dan DPCA mineral, analisis NDVI, analisis LST, dan analisis kelurusan yang kemudian divalidasi di lapangan dengan pengukuran data klorofil, suseptibilitas magnetik, dan observasi lapangan. Hasil analisis LST citra ASTER menunjukkan 4 situs manifestasi geotermal di daerah Pagaralam dan Datarajan yang dikonfirmasi di lapangan berupa mata air panas, fumarol, solfatara, batuan teralterasi, kolam lumpur, dan spouting spring. Analisis band ratio NDVI citra Sentinel-2B dapat mengidentifikasi adanya sebaran cekaman vegetasi (0,1 ? NDVI ? 0,4) di daerah Ulubelu, dengan tren barat laut – tenggara. Anomali nilai kandungan klorofil rendah di daerah penelitian menunjukkan korelasi positif cukup (R = 0,66) dengan nilai suseptibilitas magnetik, hal ini menunjukkan bahwa cekaman vegetasi dapat dapat berfungsi sebagai indikator tidak langsung kemunculan manifestasi geotermal. Keberadaan manifestasi geotermal di daerah penelitian dikontrol oleh struktur sesar yang menciptakan zona permeabel sebagai jalur fluida hidrotermal mengalterasi batuan di sekitar manifestasi sehingga mempengaruhi fungsi fisiologis tumbuhan dan muncul sebagai cekaman vegetasi.