Pulau Bangka merupakan suatu kawasan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menarik
untuk dilihat pola kerentanannya. Pulau Bangka memiliki sumber daya yang sangat melimpah, baik
dari sumber daya hayati, maupun non hayati. Sebagaimana diketahui bahwa Pulau Bangka memiliki
cadangan timah yang sangat besar. Dengan melihat keragaman aktivitas di Pulau Bangka, maka cukup
menarik untuk dilihat kerentanannya. Kerentanan dianalisis menggunakan metode Coastal
Vulnerability Index (CVI) dan Coastal Integrity Vulnerability Assessment Tools (CIVAT). Metode CVI
melakukan analisis terhadap parameter kelerengan pesisir, tunggang pasut, tinggi gelombang
signifikan, kenaikan muka air laut, geomorfologi pantai, perubahan garis pantai, dan struktur
pelindung.
Sementara itu metode CIVAT melihat parameter yang sama, dan menambahkan parameter lebar
area karang, vegetasi dan hutan pesisir, habitat alami, pertambangan pesisir, struktur pesisir, pola garis
pantai musiman, suplai sedimen, dan jenis pengembangan pesisir. Penelitian dilakukan dengan
mengamati kerentanan di 3 Kabupaten/Kota dan meliputi 7 Kecamatan.
Analisis menggunakan CVI menunjukkan bahwa dari 131,71 km garis pantai di Pesisir Timur
Bangka, sebanyak 14,26 memiliki tingkat kerentanan sangat rendah, 31 km memiliki kerentanan
rendah, 75,11 memiliki tingkat kerentanan sedang, dan 11,25 km memiliki tingkat kerentanan yang
tinggi. Sedangkan metode CIVAT menunjukkan bahwa dari 8 daerah yang dikaji, sebanyak 1 daerah
memiliki tingkat kerentanan rendah, 5 memiliki kerentanan sedang, dan 2 daerah memiliki tingkat
kerentanan tinggi. Hasil perhitungan menggunakan metode CIVAT memiliki hasil yang lebih lokal dan
detail jika dibandingkan metode CVI, sehingga metode CIVAT menambahkan informasi yang lebih
detail mengenai kerentanan suatu wilayah.