Sistem Panas Bumi Cangga-Puma terletak di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Pulau
Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Potensi panas bumi pada sistem ini ditemukan
melalui sumur pengeboran selama kegiatan eksplorasi mineral di lokasi yang sama, dengan
temperatur sekitar 200°C pada kedalaman sumur lebih dari 1000 m. Sebelumnya, telah
dilakukan penelitian awal terkait potensi panas bumi dalam sistem ini. Namun, penelitian
tersebut hanya berfokus pada dua sumur saja dan tidak mencakup Sumur 053 dan Sumur
057. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi peta geologi, membuat
penampang geologi dan alterasi, membuat model geologi dan alterasi tiga dimensi dari
sumur penelitian dengan sumur di sekitarnya yang telah dianalisis sebelumnya untuk
menjelaskan geologi bawah permukaan, sejarah alterasi, sejarah fluida, keberadaan cetak
tindih (overprinting) serta sintesis geologi dari daerah penelitian.
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian geomorfologi, analisis
foto dan hand specimen batuan inti bor, serta analisis data oksida dan unsur jejak (ICP-OES)
untuk membuat peta geologi permukaan dan menentukan satuan litologi bawah permukaan.
Selain itu, digunakan juga analisis petrografi sayatan tipis dan analisis data spektral (ASDSWIR) untuk menentukan zona alterasi dan keberadaan kejadian cetak tindih. Analisis
inklusi fluida yang diintegrasikan dengan data log temperatur sumur serta analisis resistivitas
sumur juga dilakukan untuk mengetahui sejarah alterasi dan sejarah fluida. Terakhir,
dilakukan korelasi antara satuan litologi dan zona alterasi dari sumur penelitian dengan
sumur sekitarnya untuk membuat model geologi dan alterasi tiga dimensi.
Dari analisis tersebut, ditemukan pelamparan satuan yang ada pada penelitian sebelumnya
di timur laut untuk Satuan Aliran Andesit Pure 1 dan tenggara untuk Satuan Aliran Andesit
Pure 2. Terdapat 2 satuan litologi permukaan di daerah penelitian, yaitu Satuan Aliran
Andesit Pure 1 dan Satuan Aliran Andesit Pure 2. Secara vertikal, pada sumur penelitian
ditemukan 6 satuan litologi, yakni Satuan Lava Andesit, Satuan Breksi Diatrema, Satuan Tuf
Kristal, Satuan Sedimen Maar, Satuan Aliran Lava Andesit Pure 2 dan Satuan Mikrodiorit
Porfir. Terdapat 6 zona alterasi hidrotermal pada sumur penelitian, yaitu Zona Anhidrit ±
Klorit ± Kalsit, Zona Serisit ± Pirofilit ± Anhidrit, Zona Kuarsa Vuggy Residu + Silisifikasi,
Zona Alunit ± Pirofilit, Zona Dikit + Kaolinit ± Pirofilit dan Zona Monmorilonit + Kaolinit.
Ditemukan juga dua kejadian cetak tindih yang mengindikasikan adanya dua kejadian
pembentukan zona alterasi yang berbeda pada suatu tempat yang sama.
Model tiga dimensi daerah penelitian menunjukkan bahwa keberadaan pipa diatrema serta
aktivitas intrusi dangkal di bagian tenggara daerah penelitian mempengaruhi pembentukan
satuan litologi dan zona alterasi. Hasil analisis inklusi fluida dari sebuah sampel urat kuarsa
menunjukkan adanya penurunan suhu sebesar ±159,8oC sejak urat kuarsa tersebut terbentuk.
Selain itu, hasil analisis resistivitas memperlihatkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi
menjadi tiga zona, yaitu zona kuarsa vuggy + silisifikasi, zona clay cap dan zona rekahan
tinggi.