digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri penerbangan Asia Pasifik telah mendapat perhatian lebih dikarenakan perkembangannya yang pesat. Menurut International Air Transport Association (IATA), daerah ini merupakan pasar terbesar di dunia untuk transportasi udara dan diharapkan untuk menyumbang 37% dari lalu lintas global 2017. Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal untuk kontribusinya terhadap pertumbuhan itu sendiri dan diperkirakan bahwa ada potensi besar di industri penerbangannya. Salah satu kontributor maskapai terkemuka adalah Garuda Indonesia. Garuda Indonesia adalah maskapai regional Indonesia yang beroperasi melayani penerbangan penuh dengan destinasi lebih dari 51 tujuan di seluruh dunia. Maskapai tersebut telah menjadi maskapai penerbangan terbesar di Asia Tenggara yang membawa lebih dari 160.000 penumpang. Maskapai ini menyediakan rute penerbangansebanyak 33 domestik dan 18 tujuan internasional di Asia, Australia, dan Eropa (Belanda). Dalam beberapa tahun terakhir, Garuda Indonesia telah memenangkan beberapa penghargaan untuk pelayanannya yang luar biasa dan menjadi salah satu anggota Skyteam bersama dengan penerbangan ternama 20 dunia lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa performa keuangan industri penerbangan di Indonesia dengan referensi khusus pada PT. Garuda Indonesia, Tbk. Peneliti membandingkan performa maskapai tersebut dengan maskapai penerbangan lainnya di Asia Pasifik untuk mendapatkan perbandingan yang jelas dan ikhtisar terhadap industri penerbangan di Asia Pasifik. Performa keuangan tiap maskapai akan dianalisa selama tahun 2010 sampai 2014. Peneliti menggunakan tiga metode, yaitu rasio keuangan, struktur modal optimal, dan analisa risiko. Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Penurunan performa keuangan terjadi dikarenakan oleh besarnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dan depresiasi rupiah terhadap dollar.Dengan menggunakan strategi lindung nilai yang efektif dan menggunakan porsi yang tepat dalam struktur modal perusahaan, perusahaan dapat meningkatkan kondisi keuangannya. Selanjutnya, pendapatan harus ditingkatkan untuk memenuhi pengeluaran, karena biaya operasional melebihi penjualan. Hasil analisis ini akan diberikan kepada PT. Garuda Indonesia, Tbk. untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan sebagai acuan bagi maskapai penerbangan lain untuk mempelajari kinerja keuangan maskapai lainnya.