Perubahan iklim merupakan masalah global yang signifikan, dan emisi gas rumah kaca (GRK) adalah salah satu penyebab utamanya. Pada tahun 2022, sektor energi berkontribusi atas sekitar 73% dari total emisi global. PT PLN (Persero), perusahaan utilitas listrik BUMN di Indonesia, telah mengembangkan langkahlangkah strategis untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, termasuk peningkatan kapasitas pembangkit energi terbarukan dan penerapan mekanisme nilai keekonomian karbon. Studi ini mengkaji dampak finansial dari mekanisme nilai keekonomian karbon terhadap investasi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi berkapasitas 110 MW di PLN. Analisis dilakukan dengan metode kuantitatif untuk mengukur indicator-indikator keuangan seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan NPV sebesar 17.00%, Payback Period lebih cepat dari semula 16.29 menjadi 13.33 tahun, dan peningkatan MIRR sebesar 0.48%. Penelitian ini juga mengidentifikasi variabel-variabel yang memiliki dampak signifikan, seperti nilai tukar mata uang dan tarif uap panas bumi. Berdasarkan analisis skenario, skenario dasar menunjukkan NPV sebesar IDR 855,30 miliar, sementara rentang NPV yang lebar antara skenario terburuk dan terbaik sebesar Rp 7.148,82 miliar menunjukkan bahwa kelayakan proyek sangat tergantung pada variabel input. Simulasi Monte Carlo menunjukkan bahwa proyek ini memiliki probabilitas 97.10% akan berada pada NPV positif, menunjukkan bahwa proyek stabil secara keuangan pada berbagai skenario.
Menurut studi ini, mengintegrasikan mekanisme penetapan harga karbon ke dalam model analisa investasi kelayakan proyek dapat meningkatkan kinerja keuangan proyek. Namun, penting juga untuk menerapkan strategi manajemen risiko yang komprehensif seperti menerapkan strategi lindung nilai (hedging) yang kuat, secara aktif bernegosiasi untuk mengamankan tarif uap dalam jangka panjang, dan menjajaki peluang di pasar karbon internasional yang menawarkan harga kredit karbon yang lebih baik. PT PLN (Persero) perlu secara rutin memonitor dan memperbarui langkah mitigasi untuk menjaga kelayakan proyek pada berbagai kondisi.