Sehubungan dengan meningkatnya anggaran infrastruktur negara sebesar 6% dari
tahun sebelumnya, serta dorongan untuk infrastruktur yang tercermin dalam
dokumen RPJMN 2020-2024, pemerintah kembali menunjuk BUMN Karya sebagai
penggerak pembangunan negara. Sayangnya, selama lima tahun terakhir, kondisi
keuangan BUMN Karya justru menurun. Ditambah, beberapa direksi di dalamnya
terseret dalam kasus korupsi, membuat citra dan kepercayaan dari masyarakat
terhadap BUMN Karya menurun, hingga BEI pada Mei 2023 membekukan salah
satu saham BUMN Karya dari peredaran. Pengukuran performa keuangan dan
Kesehatan BUMN Karya yang terdaftar di BEI, yaitu WSKT, WIKA, PTPP, dan
ADHI, merupakan tujuan dari dilakukannya penelitian ini. Metode penelitian
tersebut berbasis pada Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002. Selain
itu, penelitian ini juga memprediksi kesulitan keuangan yang dihadapi BUMN
Karya tersebut dari tahun 2019 sampai 2023 menggunakan empat metode yaitu,
Altman Z-Score, Ohlson O-Score, Zmijewski, dan Springate. Hasilnya ditemukan
bahwa kondisi Kesehatan masing-masing perusahaan dari tahun 2019 sampai
2023 adalah: WSKT (BB, CCC, B, BB, B), WIKA (AA, BB, BB, B, CCC), PTPP
(BBB, BB, BB, BBB, B), dan ADHI (BBB, B, BB, BB, BBB). Dari keempat metode
prediksi, model Altman Z-Score yang paling mendekati kondisi actual di tahun
2024 dengan tingkat akurasi 65%. Dihasilkan, keempat BUMN tersebut mengalami
penurunan nilai Altman Z-Score di tahun 2023. Penelitian ini akan melengkapi
penelitian sebelumnya dengan pendekatan berbeda dan pandangan lebih terkait
dorongan pemerintah atas pembangunan infrastruktur serta upaya perbaikan dan
penguatan kondisi keuangan BUMN Karya