digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Yacinta Mutiara H S
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keistimewaan tata ruang yang sarat akan filosofi. Secara khusus, salah satu konsep filosofi, yaitu “sangkan paraning dumadi” dimanifestasikan ke dalam sebuah Sumbu Filosofi Yogyakarta yang ditandai dengan bangunan arsitektural dari Panggung Krapyak menuju Kraton hingga Tugu Yogyakarta. Konsep Sumbu Filosofi baru-baru ini ditetapkan sebagai warisan dunia sehingga meningkatkan daya tarik wisata DIY pada skala internasional. Panggung Krapyak sebagai komponen penyusun Sumbu Filosofi Yogyakarta belum mampu secara signifikan menggambarkan citra yang dimilikinya sehingga diperlukan peningkatan kualitas dengan menata ulang area sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan prinsip perancangan ulang Simpang Empat Monumen Panggung Krapyak. Data yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengumpulan data sekunder melalui kajian kebijakan dan preseden serta metode pengumpulan data primer melalui observasi secara langsung dan hasil ulasan Google Maps. Data-data tersebut diolah menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasilnya, terdapat 12 prinsip perancangan ulang Simpang Empat Monumen Panggung Krapyak, yaitu (1)Membuat ruang persimpangan jalan yang mampu mengakomodasi karakter arsitektur bangunan langgam khas Yogyakarta dan kebudayaaan Yogyakarta, (2)Membuat sistem persimpangan jalan yang memberikan informasi batas zona cagar budaya yang jelas, menggunakan teknologi berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan, (3)Membuat ruang persimpangan jalan yang dapat mengakomodasi kegiatan wisata kuliner, pendidikan, perkantoran, permukiman, dan pengunjung, (4)Menyediakan ruang terbuka di persimpangan sebagai tempat transit, beraktivitas, dan menikmati keindahan Monumen Panggung Krapyak, (5)Menyediakan ruang transit untuk kendaraan pengunjung Monumen Panggung Krapyak, (6)Membuat ruang persimpangan jalan yang mampu mengakomodasi karakter arsitektur bangunan khas Yogyakarta dan mengangkat nilai filosofis yang terkandung dalam Sumbu Filosofis khususnya Panggung Krapyak, (7)Membuat ruang persimpangan jalan dengan proporsi yang disesuaikan dengan tata massa bangunan di sekitarnya, (8)Menyediakan ruang terbuka di persimpangan sebagai tempat transit, beraktivitas, dan menikmati keindahan Monumen Panggung Krapyak, (9)Membuat ruang persimpangan jalan yang dapat mengakomodasi pertemuan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung dan ragam aktivitas di aanya, (10)Membuat sistem sirkulasi persimpangan dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan roda dua, dan kendaraan roda empat sekaligus dengan memperluas lebar jalan serta mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan pengguna serta menyediakan ruang transit untuk kendaraan, (11)Membuat sistem persimpangan jalan dengan penanda yang informatif di tempat yang strategis dengan langgam khas Yogyakarta, menggunakan energi berkelanjutan, dan berorientasi pada masa depan, (12)Membuat sistem persimpangan jalan yang berkelanjutan dan berorientasi pada masa depan sesuai dengan dokumen CMP Panggung Krapyak.