Saat ini, bank sebagai institusi keuangan mulai menerapkan informasi dan teknologi untuk meningkatkan efisiensi biaya serta memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi. Teknologi yang paling banyak digunakan dalam dunia perbankan adalah Automated Teller Machine (ATM). Adapaun tujuan utama adanya penerapan teknologi ATM ini adalah untuk mengurangi biaya gaji karyawan. Di Indonesia, sekitar 300.000 unti ATM masih diperlukan, tetapi hanya segelintir bank saja yang secara terus menerus menambah jumlah mesin ATM ynag diinvestasikan. Hal ini dikarenakan investasi mesin ATM membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, menganalisis hubungan antara mesin ATM dengan efisiensi biaya menarik untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan 30 sampel bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data bersumber dari Direktori Perbankan Indonesia serta laporan tahunan perbankan untuk kemudian di analisis menggunakan metode regresi linear berganda. Intensitas ATM merupakan variable bebas, sedangkan sebagai variable control adalah ukuran bank yang dihitung dari total asset, ukuran cabang, tingkat gaji pegawai, serta non-performing loan. Sedangkan variable terikat yang digunakan adalah efisiensi biaya yang diukur dengan BOPO dan biaya pemeliharaan asset. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara intensitas ATM terhadap efisiensi biaya yang berarti bahwa semakin banyak ATM yang diinvestasikan akan menurunkan biaya operasional bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Taiwan dan Nigeria