digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

EDWARD FORRER merupakan perusahaan ritel alas kaki lokal asal Bandung. Kendala utama yang dimiliki perusahaan ritel dengan produk fesyen adalah tingkat ketidakpastian permintaan yang tinggi serta siklus hidup produk yang singkat. Akibat kendala tersebut ditambah dengan adanya perubahan tren dan munculnya beberapa pesaing baru mengharuskan perusahaan untuk dapat bertindak cepat tanggap terhadap permintaan pasar dan tetap memperhitungkan efisiensi terhadap biaya yang muncul. Menghadapi tuntutan tersebut, dibutuhkan adanya suatu manajemen rantai pasok yang baik yang dapat mengatur hubungan operasional antara pabrik dan gerai sehingga tercipta keseimbangan antara efisiensi kerja serta kemampuan cepat tanggap. Gejala masalah yang sedang dihadapi EDWARD FORRER saat ini adalah menurunnya laba yang dihasilkan perusahaan akibat menurunnya tingkat penjualan produk serta meningkatnya biaya kelebihan persediaan pada gerai. Melalui pengumpulan data dan analisis ditemukan bahwa akar masalah berasal dari kedua sistem kerja perusahaan yakni gerai dan pabrik. Pada pabrik, masalah muncul pada divisi desain karena adanya kebijakan penggunaan bahan baku ekonomis. Kemudian pada gerai, masalah berasal dari adanya sistem persediaan yang proaktif dengan dukungan data yang minimum. Kedua akar masalah tersebut saling terkait dan mempengaruhi proses penyaluran produk. Usulan solusi perbaikan bagi proses penyaluran produk dapat dilakukan melalui manajemen desain dan persediaan gerai. Salah satu usulan dalam perbaikan manajemen desain adalah melalui penyesuaian desain dengan bahan baku yang tersedia. Agar desain yang dibentuk dapat sesuai dengan keinginan konsumen, dilakukan survei mengenai tingkat kepentingan konsumen menggunakan model Kano. Selain itu, untuk rencana jangka panjang, perusahaan dapat mulai mencoba mencari jaringan pasokan bahan baku dari negara luar sehingga didapatkan bahan baku yang lebih menarik dengan kualitas yang lebih baik. Pada pengelolan persediaan gerai, dapat diusulkan solusi tanggapan akurat, yakni sistem yang dapat mengatasi ketidakpastian permintaan sehingga kelebihan persediaan dapat diminimumkan. Pengaturan persediaan tersebut terkait dengan model Newsvendor. Melalui model Newsvendor, dapat ditentukan besarnya biaya ketidaktepatan yang merupakan biaya akibat kelebihan dan kekurangan persediaan.