Tingginya penggunaan kendaraan pribadi di kota besar termasuk di Kota Bandung,
turut meningkatkan dampak negatif, salah satunya adalah kemacetan. Untuk itu
perlu adanya pembatasan akan kendaraan pribadi agar dampak negatif dapat
ditekan. Salah satunya dengan melakukan uji coba ganjil genap di Kota Bandung,
untuk mengetahui dampaknya terhadap kondisi transportasi. Studi literatur
menunjukkan adanya ganjil genap dapat menurunkan waktu tempuh, menurunkan
volume kendaraan, meningkatkan kecepatan kendaraan, dan menurunkan tingkat
polusi. Beberapa negara yang menerapkan ganjil genap ini sudah merasakan
dampak positif, namun ada pula yang justru merasakan sebaliknya. Mengacu pada
keberhasilan beberapa kota termasuk Kota Jakarta, ganjil genap ini juga akan diuji
coba pada beberapa ruas jalan di wilayah studi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persentase pemilihan moda masyarakat dan perubahan kinerja jaringan
jalan saat ganjil genap dilakukan.
Hasil regresi logistik menggunakan software SPSS 29 menunjukkan bahwa
masyarakat lebih condong untuk menggunakan transportasi pribadi, dengan model
utilitas 0,251 –1,026VechOwnership -2,770OddEvenPlan. Selain itu, terlihat adanya
perubahan pada kinerja jalan, dimana adanya penurunan volume kendaraan sebesar
30% dan penurunan waktu tempuh sekitar 17-25 detik per ruas pada jalan yang
dilakukan uji coba