ABSTRAK Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Laura Afrian
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Tingginya kepadatan penduduk akibat urbanisasi menyebabkan permintaan lahan
untuk permukiman tidak sebanding dengan ketersediaan lahan yang ada sehingga
terbentuknya permukiman kumuh. Permukiman kumuh merupakan kawasan informal
yang tidak layak huni yang ditandai dengan prasarana dasar yang mencakup jalan
lingkungan, penyediaan air bersih, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, dan
pengelolaan persampahan belum memenuhi standar (Permen PUPR RI Nomor
02/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan
Permukiman Kumuh). Keterbatasan prasarana dasar dalam memenuhi kebutuhan
penduduk yang terus meningkat terutama dalam kawasan dengan kepadatan
penduduk yang relatif tinggi akan mempengaruhi kualitas lingkungan hidup dalam
kawasan tersebut, seperti penurunan kualitas kebersihan yang ditandai dengan timbul
berbagai macam penyakit, tingginya polusi udara, terjadinya banjir di perkotaan,
penurunan produktivitas masyarakat akibat stress, dan sebagainya. Oleh karena itu
diperlukan penanganan sesegera mungkin, salah satunya yaitu melalui penyediaan
prasarana dasar yang berkualitas dan mampu mengimbangi peningkatan penduduk
dalam suatu kawasan. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis
keterkaitan antara penyediaan prasarana dasar dengan kualitas lingkungan hidup di
kawasan informal dalam lingkup wilayah permukiman kumuh sehingga diharapkan
dapat menjadi masukan dalam rencana perbaikan atau peningkatan kesejahteraan
masyarakat di dalamnya. Metode penelitian dilakukan melalui tinjauan literatur,
kuesioner, dan observasi dalam kawasan terpilih. Metode analisis yang digunakan
yaitu analisis supply-demand & analisis deskripsi kualitatif untuk mendeskripsikan
prasarana dasar eksisting pada wilayah penelitian, analisis deskriptif kuantitatif
untuk perhitungan indeks kualitas lingkungan hidup, dan analisis korelasi R- pearson
untuk melihat keterkaitan antara penyediaan prasarana dasar dengan kualitas
lingkungan hidup di kawasan wilayah studi, yakni RW 13 dan RW 14, Kelurahan
Sadang Serang, Kota Bandung. Hasil yang diperoleh ialah terdapat hubungan antar
variabel penyediaan prasarana dasar dengan variabel kualitas lingkungan hidup
dengan korelasi sangat kuat serta arah korelasinya yang searah atau positif