
Shaffira Alya Mevia [13519083].pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Aplikasi desain interior yang umum digunakan memiliki learning curve yang cukup
tinggi dan visualisasi yang kurang interaktif. Selain itu, perbedaan kondisi fisiolo-
gis antara klien dan desainer memunculkan pertanyaan apakah suatu desain sudah
tepat guna. Teknologi mixed reality (MR) telah diuji sebagai solusi dalam aplikasi
desain interior dengan menggunakan smartphone atau Microsoft HoloLens 2. Stu-
di ini fokus pada bagaimana MR dengan Microsoft HoloLens 2 membantu dalam
visualisasi tata letak furnitur pada desain interior. Perangkat ini digunakan karena
dapat memberikan visualisasi yang lebih luas dan interaksi yang intuitif dengan ges-
tur tangan pada ruang 3D daripada dengan smartphone. Metodologi user-centered
design digunakan dalam pembuatan desain solusi, melibatkan tiga tahapan prototi-
pe (video, 2D, dan 3D) untuk mencapai usability goals learnability, memorability,
dan utility, serta user experience goals helpful dan cognitively stimulating. Hasil
akhir berupa prototipe 3D yang diuji melalui usability testing. Pengujian diukur
dengan successful task completion (STC), error free rate (EFR), system usability
score (SUS), single ease question (SEQ), intrinsic motivation inventory (IMI) bagi-
an value/usefulness, dan beberapa pertanyaan tambahan. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa antarmuka MR menjadi media yang berpotensi untuk bidang
desain interior terutama dalam memvisualisasikan tata letak furnitur. Hal tersebut
dapat dibuktikan dari hasil akhir pengujian yang memberikan skor 99% untuk STC,
95% untuk EFR, 83,2 dari 100 untuk SUS, 6,3 dari 7 untuk SEQ, 6,32 dari 7 untuk
IMI bagian value/usefulness, dan 6,3 dari 7 untuk skala likert.