Candida albicans adalah patogen oportunistik yang bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi
jamur pada manusia. Kandidiasis yang disebabkan oleh Candida albicans dapat ditangani dengan
pemberian antijamur golongan azol, seperti ketokonazol dan flukonazol. Kemunculan resistensi
jamur yang progresif terhadap antibiotik konvensional, efek samping, serta biaya pengobatan,
dianggap sebagai batasan utama untuk obat antijamur. Maka dari itu dicari alternatif terapi yang
potensial dan dapat diandalkan berasal dari tanaman obat, dengan kandungan antara lain minyak
atsiri. Penggunaannya antara lain karena memiliki toksisitas yang lebih rendah, biodegradabilitas
yang lebih baik, juga ramah lingkungan dibandingkan dengan antibiotik konvensional. Penelitian ini
dilakukan untuk menentukan aktivitas minyak lavender (Lavandula angustifolia Mill.) dan minyak
adas (Foeniculum vulgare Mill.) serta kombinasi kedua minyak tersebut terhadap Candida albicans.
Aktivitas antijamur ditentukan dengan metode uji pendahuluan berupa difusi cakram, dan
diperoleh diameter hambat minyak lavender sebesar 15,5 mm dan minyak adas sebesar 11,2 mm.
Kemudian dilakukan penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi
broth dan diperoleh nilai KHM minyak lavender dan minyak adas berturut-turut adalah 0,5 % v/v
dan 0,5% v/v. Nilai konsentrasi fungisidal minimum (KFM) minyak lavender sebesar 1% v/v dan
minyak adas sebesar 0,5% v/v. Berdasarkan hasil metode mikrodilusi checkerboard, kombinasi
minyak lavender dan minyak adas memiliki sifat aditif. Minyak lavender dan minyak adas baik
digunakan tunggal atau dalam kombinasi berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat antijamur
Candida albicans.