Penyakit infeksi jamur merupakan salah satu infeksi dengan tingkat prevalensi yang tinggi. Akan
tetapi, saat ini ketersediaan obat antijamur terbatas dan efektivitasnya yang berkurang karena
adanya masalah resistensi. Oleh karena itu, diperlukan pencarian obat antijamur baru yang terus
dilakukan dari sumber bahan alam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antijamur
metabolit sekunder jamur laut Aspergillus flavus yang diisolasi dari akar bakau Desa Sei Sembilang,
Sumatera Utara, Indonesia. Metode penelitian ini yaitu dengan fermentasi jamur laut Aspergillus
flavus selama 30 hari untuk mendapatkan metabolit sekunder Aspergillus flavus. Media hasil
fermentasi diekstraksi menggunakan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut etil asetat,
sedangkan miselium hasil fermentasi diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut
etil asetat. Ekstrak miselium dan media yang diperoleh diuji aktivitas antijamur terhadap Candida
albicans menggunakan metode difusi cakram dan mikrodilusi. Ekstrak media memiliki aktivitas
antijamur dengan nilai KHM 125 µg/mL, sedangkan ekstrak media tidak memiliki aktivitas
antijamur. Ekstrak media difraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum dan diuji
aktivitas antijamur fraksi terhadap Candida albicans. Fraksi B memiliki aktivitas antijamur paling
baik dengan nilai KHM 125 µg/mL. Hasil tersebut menunjukkan bahwa fraksi B memiliki aktivitas
antijamur yang moderat dan berpotensi untuk diteliti lebih lanjut.