digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Program Citarum Harum merupakan langkah nyata yang dilakukan oleh pemerintah melalui kerjasama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) dengan Kodam Siliwangi untuk mempercepat pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran Sungai Citarum. Kegiatan Sanimas yaitu penanganan air limbah berbasis masyarakat, yang mana masyarakat turut aktif dalam melakukan perencanaan hingga pengelolaan Sanimas. Kota Bandung merupakan salah satu daerah yang menerima Program Citarum Harum, tercatat sudah 32 Sanimas yang dibangun mulai dari tahun 2018 hingga 2022. Kelurahan Maleer dan Kelurahan Pasanggrahan merupakan kelurahan yang mendapat bantuan Sanimas pada tahun 2019 dan 2020. Pemilihan kedua kelurahan ini dilatar belakangi oleh perbedaan kondisi ekonomi penerima manfaat, status kepemilikan lahan, topografi lahan dan jenis pengolahan pada instalasi pengolahan air limbah domestik. Berdasarkan hasil evaluasi keberfungsian kedua Sanimas tersebut Sanimas Kelurahan Maleer memiliki kondisi kelembagaan yang lebih baik dibandingkan Sanimas Kelurahan Pasanggrahan dibuktikan dengan jumlah Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara di Kelurahan Maleer lebih banyak dan lebih aktif. Selain faktor kelembagaan, faktor keuangan Sanimas Kelurahan Maleer lebih baik yang dibuktikan dengan pencatatan keuangan yang baik, sedangkan pencatatan keuangan di Sanimas Kelurahan Pasanggarahan tidak terdapat pencatatan keuangan. Pada faktor partisipasi masyarakat kedua lokasi memiliki poin yang rendah karena dikedua lokasi tersebut partisipasi masyarakat rendah. Secara keseluruhan hasil analisis keberfungsian Sanimas di kedua lokasi tersebut masuk kedalam kategori berfungsi sedang, artinya masih perlu tindakan perbaikan dan optimasi terhadap kedua Sanimas. Optimasi keberfungsian Sanimas dipengaruhi juga oleh kondisi lingkungan makro Kota Bandung baik kondisi optimis, status quo, maupun pesimis. Dalam kondisi apapun infrastruktur Sanimas Program Citarum Harum harus berfungsi secara optimal, maka dari itu diperlukan strategi optimasi keberfungsian infrastruktur Sanimas Program Citarum Harum berdasarkan berbagai skenario kondisi. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal berdasarkan kondisi eksisting pengelolaan sanimas dan juga justifikasi ahli air limbah domestik yang kemudian dilakukan klasifikasi antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan, sehingga dapat diketahui alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi Sanimas Kelurahan Maleer dan Kelurahan Pasanggrahan kemudian dilakukan analisis AHP untuk menentukan prioritas strategi. Hasil dari analisis SWOT strategi yang tepat untuk optimasi keberfungsian infrastruktur Sanimas yaitu Strength-Opportunity secara agresif yang mana memaksimalkan kekuatan guna dapat memanfaatkan peluang yang ada yaitu dengan cara meningkatkan peran kelembagaan dalam ketanggapan terhadap aduan layanan, mengoptimalkan keuangan, dan mengoptimalkan sumber daya. Dilanjutkan dengan hasil analisis AHP, Prioritas kebijakan dalam optimasi keberfungsian sanimas adalah skenario optimis yang meningkatkan kesadaran pentingnya PHBS bagi masyarakat, dilanjutkan dengan meningkatkan kekuatan kelembagaan dan keuangan, dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Urutan strategi optimasi Sanimas harus diimplementasikan adalah meningkatkan kinerja kelembagaan, mengoptimalkan sumber daya, memperkuat finansial/keuangan, dan meningkatkan peran stakeholder. Namun, dalam hal kondisi makro Kota Bandung terjadi perubahan sehingga skenario yang harus dijalankan adalah status quo maka sasaran harus di prioritaskan adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dengan alternatif strategi dari yang paling prioritas yaitu mengoptimalkan sumber daya, meningkatkan kinerja kelembagaan, meningkatkan peran stakeholder dan memperkuat finansial/keuangan. Sedangkan saat kondisi lingkungan makro pada kondisi pesimis, maka sasaran yang diprioritaskan adalah meningkatkan kesadaran pentingnya PHBS bagi masyarakat dengan alternatif strategi prioritas yaitu meningkatkan peran stakeholder, meningkatkan kinerja kelembagaan mengoptimalkan sumber daya dan memperkuat finansial/keuangan.