Ruri Annisa Larasati_ 15719016.pdf
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Asep Kusmana
» Gedung UPT Perpustakaan
Desa Rancaekek Wetan merupakan salah satu kawasan permukiman di pinggir kota
dengan karakteristik padat penduduk, ketidakteraturan permukiman, tingkat
ekonomi menengah bawah, serta kondisi sarana dan prasarana sanitasi yang belum
optimal dan terintegrasi dengan baik. Pada daerah studi yaitu RT 01, RT 02, dan
RT 03 RW 01, sanitasi layak, sanitasi tidak layak, dan perilaku BABS berturutturun mencapai 47% 35%, dan 17% dari 710 KK. Selain itu, dari aspek
persampahan 70% dari 27 responden sudah melakukan pengelolaan sampah melalui
pengangkutan secara periodik, dari aspek drainase 60% dari 27 responden
mengatakan kejadian banjir sudah berkurang, serta 14 orang dari 27 responden
memprioritaskan peningkatan sanitasi pada aspek air limbah. Oleh karena itu,
sebagai upaya peningkatan sanitasi di daerah studi akan dilakukan perencanaan
pembangunan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik (SPALD) dan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. SPALD memiliki 4 alternatif jalur dan
IPAL Komunal memiliki 3 alternatif pengolahan, dimana pada masing-masing jalur
dan pengolahan tersebut akan dilakukan pemilikan salah satu alternatif paling
efektif menggunakan metode Simple Additive Weight (SAW). SPALDT
direncanakan menggunakan sistem shallow bore sewer dengan pengaliran secara
gravitasi yang menggunakan pipa berjenis PVC berdiameter 100 - 200 mm.
Sedangkan IPAL Komunal, perencanaannya akan melayani penduduk di daerah
studi sebesar 2.560 jiwa dengan debit rata-rata air limbah yang akan diolah sebesar
391,79 m3
/hari. Perencanaan pembangunan IPAL Komunal dilakukan dalam satu
tahap perencanaan langsung untuk melayani 100% daerah layanan. Unit-unit yang
digunakan yaitu bar screen, bak ekualisasi, bak pengendap pertama, anaerobic
baffled reactor (ABR), aerobik filter, dan bak pengendap kedua. Lumpur hasil
olahan akan dikumpulkan dalam bak pengumpul lumpur yang kemudian akan
dilakukan penyedotan setiap 6 (enam) bulan sekali dan efluen air limbah utamanya
akan dialirkan menuju badan air namun dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan
irigasi sawah. Pembangunan SPAL dan IPAL diselenggara secara swakelola
melalui kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai perencana dan pelaksana
konstruksi sarana dan Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) sebagai
pengelola operasi dan perawatan. Total biaya pembangunan SPAL sebesar Rp
1.605.443.000,00 dan IPAL sebesar Rp 794.372.500,00 serta total biaya
operasional dan pemeliharaan sebesar Rp 304.915.590,00 dengan sumber
pendanaan berasal dari dana APBD untuk kegiatan pembangunan dan retribusi
masyarakat untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.