ABSTRAK Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Muhammad Fa'iz Rachmadani
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Deklarasi Kota Bandung sebagai emerging creative city yang dilakukan
berdasarkan karakteristiknya mengukuhkan penerapan prinsip-prinsip ekonomi
dan kota kreatif di Kota Bandung. Komunitas street dance merupakan salah satu
komunitas kreatif bidang kesenian dan kebudayaan yang ada dan berkembang di
Kota Bandung, salah satunya berkat peran dari Rocket Crew Indonesia (RC) dan
Bridge Dance Academy (BDA) sebagai organisasi yang signifikan dalam
peningkatan kapasitas komunitas street dance melalui program dan kegiatan yang
dilaksanakannya. Oleh karena itu, peran organisasi tersebut dalam peningkatan
kapasitas komunitas street dance di Kota Bandung, terutama melalui strategi
pengembangan kepemimpinan dan pengorganisasian komunitas yang
berhubungan dengan prinsip kota kreatif, menjadi penting untuk diteliti. Penelitian
ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Hasil analisis menyatakan bahwa melalui kedua strategi tersebut, program
dan kegiatan RC dan BDA menunjukkan kesesuaian dengan program pemerintah,
keberadaan kapasitas dan kesanggupan RC dan BDA untuk melaksanakan
program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan kota kreatif, serta keluwesan
dan keterbukaan terhadap kerja sama dan kolaborasi. Dengan masih adanya
kendala dan keterbatasan, pelaksanaan kota kreatif di Kota Bandung dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan beberapa rekomendasi seperti penggalian
informasi mengenai fasilitas pemerintah oleh organisasi, penggalakan
pelaksanaan peraturan oleh pemerintah, dan pemanfaatan fasilitas dari berbagai
pihak oleh anggota komunitas.