ABSTRAK Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Ardhana Tahriza Syarif
PUBLIC 
Rendahnya okupansi penumpang kereta api Bandara Soekarno-Hatta membuka
peluang bagi integrasi transportasi antarmoda sebagai solusi. Integrasi transportasi
antarmoda bertujuan untuk memberikan perjalanan berkesinambungan kepada
penumpang pengguna beberapa moda transportasi dalam satu rantai perjalanan.
Ragam posisi dan peran aktor pemangku kepentingan dalam integrasi antarmoda
menyebabkan perbedaan motif dan kendala untuk mewujudkan integrasi tersebut.
Penelitian ini lantas bertujuan untuk mengidentifikasi posisi, peran, motif, dan
kendala pihak regulator dan operator transportasi dalam menerapkan konsep
integrasi transportasi pada studi kasus KA Bandara Soekarno-Hatta.
Penelitian ini diketahui menjadi yang pertama melakukan identifikasi motif dan
kendala integrasi transportasi antarmoda dari sudut pandang regulator dan operator
di Indonesia. Tinjauan literatur menghasilkan delapan aspek atau ranah integrasi
antarmoda, yaitu aspek fisik/teknik; informasi dan data; ekonomi, tarif, dan sistem
pembayaran; jaringan; layanan; institusi/kelembagaan; legal/regulasi; dan kontrak.
Sejumlah motif dan kendala yang dialami pihak regulator dan operator transportasi
juga telah diidentifikasi dalam literatur terdahulu. Observasi lapangan dilakukan
unutuk mengetahui kondisi nyata penyelenggaraan KA Bandara Soekarno-Hatta
dan integrasi antarmoda yang terkait. Sesi diskusi publik dengan pewakilan
regulator, operator, dan kelompok masyarakat telah mengumpulkan perspektif
mereka terhadap integrasi antarmoda. Hasil analisis konten terhadap teks
transkripsi dialog para aktor telah mengonfirmasi sejumlah motif dan kendala
integrasi antarmoda hasil tinjauan literatur. Ada tiga motif integrasi disepakati
bersamaan oleh setidaknya tiga narasumber yang berlainan, sementara satu motif
dalam aspek ekonomi disepakati oleh keempat narasumber yang dianalisis.
Rekomendasi berupa pembentukan otoritas integrasi, pertimbangan aspek ekonomi
dan bisnis, penyamaan perspektif terhadap aspek-aspek integrasi, serta peningkatan
kepemmpinan dapat diberikan sebagai hasil penelitian ini.