Kebutuhan penduduk Pasaman barat akan transportasi umum tidak dapat dihindari karena
penduduk terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial dan ekonomi. Pertumbuhan penduduk
Pasaman Barat cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 1,03% (2021) sehingga
diperlukan suatu layanan transportasi yang dapat menarik minat masyarakat agar mau
menggunakan transportasi umum. Angkutan umum di Pasaman Barat khususnya dari Simpang
Empat ke Kota Padang hanya terdapat 2 tipe moda saja yaitu moda angkutan bus dan moda mobil
travel agent. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya saing dan kompetisi moda
angkutan bus dan mobil travel agent sebagai angkutan regional guna meningkatkan penggunaan
transportasi umum.
Penelitian ini menggunakan 174 sampel yang merupakan responden secara stratified random yang
berdomisili di Simpang Empat. Responden mengisi kuesioner yang dibagikan secara offline dan
online. Metode analisis data dengan menggunakan binary logit untuk stated choice dan Importance
Performance of Analysis (IPA). Pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh jenis kelamin, jenis
pekerjaan, kepemilikan mobil, dan frekuensi menggunakan moda angkutan bus dalam setahun.
Variabel stated choice yang berpengaruh hanya headway bus. Probabilitas pemilihan moda bus
yaitu sebesar 44,23%, sedangkan probabilitas responden memilih untuk menggunakan moda mobil
travel agent agent yaitu sebesar 55,77%.
Pelayanan dari atribut angkutan bus yang memiliki tingkat kinerja dan kepentingan tinggi yaitu:
sopir mengemudi dengan tertib, sopir ramah kepada penumpang, tempat duduk tidak berdesakan,
dan kebersihan di dalam bus optimal. Atribut yang perlu ditingkatkan yaitu: keamanan barang di
ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik, tersedianya peralatan keselamatan (P3K), adanyaii
fasilitas pengatur suhu di dalam kendaraan, dan adanya larangan merokok di dalam kendaraan.
Sedangkan untuk atribut mobil travel agent yang tingkat kinerja dan kepentingan tinggi yaitu:
keamanan barang di ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik, sopir mengemudi dengan
tertib, adanya fasilitas pengatur suhu di dalam kendaraan, sopir ramah kepada penumpang,
kebersihan di dalam bus optimal, penumpang mudah memesan tiket angkutan, dan sopir berhenti
seperlunya saat menaikkan dan menurunkan penumpang. Atribut yang kinerjanya harus
ditingkatkan yaitu: tersedianya peralatan keselamatan (P3K), adanya larangan merokok di dalam
kendaraan, dan tempat duduk tidak berdesakan.