digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan penduduk Pasaman barat akan transportasi umum tidak dapat dihindari karena penduduk terdiri dari berbagai macam latar belakang sosial dan ekonomi. Pertumbuhan penduduk Pasaman Barat cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 1,03% (2021) sehingga diperlukan suatu layanan transportasi yang dapat menarik minat masyarakat agar mau menggunakan transportasi umum. Angkutan umum di Pasaman Barat khususnya dari Simpang Empat ke Kota Padang hanya terdapat 2 tipe moda saja yaitu moda angkutan bus dan moda mobil travel agent. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui daya saing dan kompetisi moda angkutan bus dan mobil travel agent sebagai angkutan regional guna meningkatkan penggunaan transportasi umum. Penelitian ini menggunakan 174 sampel yang merupakan responden secara stratified random yang berdomisili di Simpang Empat. Responden mengisi kuesioner yang dibagikan secara offline dan online. Metode analisis data dengan menggunakan binary logit untuk stated choice dan Importance Performance of Analysis (IPA). Pemilihan moda angkutan dipengaruhi oleh jenis kelamin, jenis pekerjaan, kepemilikan mobil, dan frekuensi menggunakan moda angkutan bus dalam setahun. Variabel stated choice yang berpengaruh hanya headway bus. Probabilitas pemilihan moda bus yaitu sebesar 44,23%, sedangkan probabilitas responden memilih untuk menggunakan moda mobil travel agent agent yaitu sebesar 55,77%. Pelayanan dari atribut angkutan bus yang memiliki tingkat kinerja dan kepentingan tinggi yaitu: sopir mengemudi dengan tertib, sopir ramah kepada penumpang, tempat duduk tidak berdesakan, dan kebersihan di dalam bus optimal. Atribut yang perlu ditingkatkan yaitu: keamanan barang di ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik, tersedianya peralatan keselamatan (P3K), adanyaii fasilitas pengatur suhu di dalam kendaraan, dan adanya larangan merokok di dalam kendaraan. Sedangkan untuk atribut mobil travel agent yang tingkat kinerja dan kepentingan tinggi yaitu: keamanan barang di ruang tunggu maupun di dalam kendaraan baik, sopir mengemudi dengan tertib, adanya fasilitas pengatur suhu di dalam kendaraan, sopir ramah kepada penumpang, kebersihan di dalam bus optimal, penumpang mudah memesan tiket angkutan, dan sopir berhenti seperlunya saat menaikkan dan menurunkan penumpang. Atribut yang kinerjanya harus ditingkatkan yaitu: tersedianya peralatan keselamatan (P3K), adanya larangan merokok di dalam kendaraan, dan tempat duduk tidak berdesakan.