digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

ABSTRAK Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Jovan Thierry Salim
PUBLIC Irwan Sofiyan

Perkembangan ilmu rekayasa gempa mengubah konsep desain bangunan antara tahun 2002 dan 2019. Khususnya untuk struktur dengan sistem penahan lateral bersistem ganda, perbedaan nilai faktor modifikasi respons antara kedua standar menunjukkan bahwa bila struktur yang sama didesain mengikuti standar terbaru maka pembebanan gempa harus lebih besar. Penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi struktur tinggi eksisting 40 lantai di Jakarta yang didesain menggunakan SNI 1726 tahun 2002 terhadap SNI 1726 tahun 2019. Metode evaluasi struktur eksisting mengikuti prosedur non-linier statik (pushover) dan non-linier dinamik (non-linier riwayat waktu) Tier 3 sesuai ASCE 41-17. Prosedur non-linier riwayat waktu menggunakan 11 pasang riwayat gempa asli yang diskalakan terhadap gempa periode ulang yang dievaluasi. Analisis untuk mengevaluasi kinerja struktur dilakukan terhadap gempa periode ulang 225 tahun dan 975 tahun. ASCE 41-17 memberikan istilah BSE-1E untuk periode ulang 225 tahun dan BSE-2E untuk periode ulang 975 tahun. Target kinerja struktur dievaluasi berdasarkan target kinerja standar struktur dengan kategori risiko I, yaitu Life Safety untuk BSE-1E dan Collapse Prevention untuk BSE-2E. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis pushover dan non-linier riwayat waktu tidak setuju dengan satu kesimpulan yang sama. Struktur dinyatakan tidak memenuhi kriteria penerimaan dengan evaluasi pushover sedangkan semua elemen struktur memenuhi kriteria penerimaan dengan evaluasi non-linier riwayat waktu.. Struktur juga diperlemah lebih jauh untuk menyimulasikan keperluan retrofit pada elemen struktur. Formulasi momen kurvatur untuk elemen diperkuat dengan FRP dilakukan dan diverifikasi dengan hasil eksperimental dari studi lain. Perbedaan pendekatan desain (pendekatan gaya) dan evaluasi (pendekatan deformasi) menimbulkan keperluan sebuah strategi untuk mengetahui jumlah perkuatan untuk elemen yang tidak memenuhi kriteria permintaan. Hasilnya berupa strategi untuk mengestimasi keperluan momen tambahan penampang berdasarkan deformasi elemen terhadap deformasi target yang diharapkan.