digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Caver.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Bab 1.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Bab 2.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Bab 3.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Bab 4.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

TS-TK-Widyapradhana Dhanarjaya 23021034-1-Bab 5.pdf
EMBARGO  2027-05-21 

Sebuah fasilitas produksi migas lepas pantai memproses produksi hidrokarbon dari lapangan migas, dimana produksi gas dikirimkan ke Onshore Receiving Facility (ORF) melalui pipa bawah laut. Setelah beroperasi sekian tahun, terdapat adanya inisiatif untuk melakukan studi, untuk meningkatkan produksi kondensat pada fasilitas produksi dan memperbaiki pengendalian titik embun dengan menggunakan dew point control unit (DPCU). Karya tulis ini membahas mengenai evaluasi performa dari eksisting dew point control unit (DPCU) yang menggunakan proses JT Valve, dan juga evaluasi performa dari alternatif proses dew point control yaitu, Refrijerasi Mekanik dan Turboexpander. Perangkat lunak Aspen HYSYS V10 dengan Equation of State Peng Robinson digunakan untuk membangun model dan melakukan simulasi proses. Hasil simulasi menunjukkan bahwa eksisting JT Valve tidak terlalu efektif untuk mencegah terjadinya kondensasi gas di ORF pada kondisi operasi yang ada pada temperatur operasi minimum 22 oC, dengan total laju alir kondensat yang dapat diperoleh sebesar 399 bpd. Alternatif proses yaitu, Refrijerasi Mekanik dan Turboexpander, mempu meningkatkan total produksi kondensat masing-masing sebesar 458 bpd dan 472 bpd, memberikan performa yang lebih baik untuk mengontrol titik embun, dan mencegah terjadinya kondensasi di ORF.