ABSTRAK Aditya Bintang
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Sinarmas Distribusi Nusantara adalah sebuah perusahaan distributor nasional yang
bergerak di bidang jasa penjualan dan distribusi. Salah satu mitra bisnis perusahaan adalah
PT Unilever yang memproduksi barang-barang di bidang Nutrition atau makanan dan
minuman, Personal Care atau perawatan pribadi, Home Care atau perawatan rumah
tangga, dan Beauty & Well-Being atau produk-produk kecantikan dan kesejahteraan.
Selama tahun 2022, PT Sinarmas Distribusi Nusantara mengalami kenaikan kuantitas
penjualan. Kenaikan ini tetapi juga diikuti dengan kenaikan jumlah kehilangan penjualan
dengan rata-rata sebesar 16% per bulan selama tahun 2022. Berdasarkan analisis akar
masalah dengan menggunakan diagram tulang ikan, usulan kebijakan inventori perlu
ditentukan agar dapat memperbaiki kriteria kinerja dari sistem inventori perusahaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kebijakan inventori yang dapat
meminimalisasi ongkos total inventori. Penentuan usulan kebijakan dilakukan untuk
seluruh barang yang masuk ke dalam kategori A. Dalam penelitian ini, terdapat 116 jenis
barang Beauty & Well-being yang memiliki kontribusi terbesar dengan nilai penyerapan
dana sebesar 80% dan berdistribusi normal. Model yang dijadikan acuan untuk menghitung
kebijakan usulan antara lain model Q, penyesuaian model P untuk multi-item, dan model
reduksi lead time oleh Priyan & Uthayakumar (2015).
Usulan kebijakan inventori berhasil menurunkan ongkos total yang terdiri atas ongkos
pesan, ongkos simpan, dan ongkos kekurangan untuk ketiga pemasok. Ongkos total untuk
58 jenis barang yang masuk ke dalam Pemasok 1 berhasil diturunkan dari Rp153.109.096
menjadi Rp48.388.744. Kemudian, ongkos total untuk 56 jenis barang dalam Pemasok 2
diturunkan dari Rp235.697.593 menjadi Rp58.588.756. Lalu, dua jenis barang pada
Pemasok 3 dapat diturunkan dari Rp4.177.758 menjadi Rp2.498.849. Hasil penelitian juga
meningkatkan tingkat pelayanan sebesar 2,94% untuk Pemasok 1, 3,39% untuk Pemasok 2,
dan 2,27% untuk Pemasok 3. Penelitian juga menunjukkan bahwa model usulan sensitif
terhadap perubahan parameter permintaan, ongkos pesan, dan ongkos simpan.