Pemahaman siswa terhadap materi kimia organik, anorganik, fisik, dan analitik
masih relatif rendah, yang mengakibatkan miskonsepsi atau ketidakpahaman
konsep, sehingga mereka kesulitan untuk menerapkan konsep-konsep ini dalam
kehidupan nyata. Pemahaman mendalam serta keterampilan proses diperlukan
untuk memenuhi Capaian Pembelajaran Kimia di Fase E (Kelas X) dan Fase F
(Kelas XI dan XII) dalam Kurikulum Merdeka di Indonesia. Guru dihadapkan pada
tantangan untuk merancang kegiatan praktikum yang menarik serta relevan sesuai
perkembangan ilmu kimia terkini agar dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis senyawa Metal
Organic Frameworks MOF-235(Fe), mempelajari potensinya dalam mengadsorpsi
zat warna Malachite Green, dan mengembangkannya menjadi modul pembelajaran
kimia berbasis Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang
diintegrasikan dengan model siklus pembelajaran 5E (Engagement, Exploration,
Explanation, Elaboration, and Evaluation) sebagai upaya untuk mendukung
implementasi kurikulum baru yang selaras dengan keterampilan abad ke-21
(Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication). Modul tersebut
mencakup prosedur sintesis solvotermal MOF-235(Fe) dengan metode yang
sederhana, sehingga memungkinkan untuk diterapkan di laboratorium sekolah.
Hasil karakterisasi melalui XRD, SEM(EDS), dan FT-IR mengonfirmasi MOF
235(Fe) yang dihasilkan memiliki potensi sebagai adsorben limbah zat warna
Malachite Green. Temuan prosedur terbaru bahwa MOF-235(Fe) dapat disintesis
menggunakan pelarut tunggal (DMF) maupun campuran (DMF dan etanol), namun
pelarut DMF menghasilkan kristal homogen yang lebih baik. Pengujian adsorpsi
zat warna Malachite Green terhadap MOF-235(Fe) mengikuti kinetika orde kedua
semu dengan kapasitas adsorpsi saat setimbang (Qe) sebesar 1,472 mg.g-1 dan
tetapan laju penghilangan zat warna (k2) sebesar 0,970 g.mg-1.menit-1. Proses
pembelajaran dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025 di SMA
Negeri 10 Kota Bekasi dengan total sampel berjumlah 196 siswa. Penelitian ini
menerapkan metode kuantitatif deskriptif dengan analisis Rasch dalam desain
Quasi-Experimental yang didukung oleh data survei. Hasilnya menunjukkan terjadi
peningkatan pemahaman konsep kimia rata-rata siswa dari pre-test (-0,44 logit) ke
post-test (0,51 logit), meskipun hanya konsep perhitungan kimia dari dua belas
konsep yang diuji, masih sulit dipahami oleh siswa sebab tingkat kesulitannya (0,70
logit) berada di atas kemampuan rata-rata mereka yang tergolong “Sedang”, atau
hanya 46,94% siswa yang berhasil memahami konsep. Berdasarkan survei,
sebagian besar siswa menyatakan setuju jika mereka tertarik pada pembelajaran
kimia (0,53 logit) dan gemar terlibat dalam aktivitas laboratorium (1,53 logit),
meskipun kelompok siswa perempuan berpendapat memperoleh pengalaman
belajar yang lebih baik daripada kelompok siswa laki-laki. Kegiatan kelompok
dalam proyek STEM yang mendorong siswa membuat prototipe fungsional agar
MOF-235(Fe) dapat diaplikasikan secara luas pada kawasan air tercemar limbah
Malachite Green juga mendapat tanggapan yang baik. Siswa menunjukkan
antusiasme yang tinggi dalam menerapkan teori yang dipelajari secara praktis, serta
mampu menghubungan keempat unsur STEM pada prototipenya. Sebanyak tiga
puluh variasi prototipe telah dirancang dengan mekanisme kerja yang unik. Secara
keseluruhan, hasil analisis instrumen baik dari tes maupun survei menunjukkan
adanya pengaruh positif dari modul berbasis STEM-5E terhadap proses
pembelajaran kimia.