Likuefaksi merupakan salah satu fenomena alam yang diakibatkan oleh gempa
bumi dan sangat berbahaya bagi infrastruktur. Indonesia yang berada di kawasan
pertemuan tiga lempeng tektonik dunia sangat rawan dilanda bencana seperti
gempa bumi. Perbaikan tanah merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan
untuk memitigasi likuefaksi. Perbaikan yang bisa digunakan untuk memitigasi
likuefaksi salah satunya adalah deep soil mixing (DSM).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa seismik pada tanah Stasiun
Pelabuhan Garongkong yang berada di daerah Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
untuk Zona 3 (STA 4+300 – STA 4+500). Performa yang dievaluasi adalah nilai
rasio tekanan air pori (ru) dan perpindahan lateral tanah akibat beban dinamik
pada kondisi sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan tanah dengan metode deep
soil mixing. Selain itu, pengaruh deep soil mixing terhadap respon spektra
akselerasi juga akan ditinjau. Evaluasi akan dilakukan dengan beberapa variasi
dari nilai area replacement ratio (Ar) dan shear modulus ratio (Gr) tiang DSM
sejumlah 20 variasi.
Evaluasi potensi likuefaksi dan perpindahan lateral tanah dilakukan secara
numerik dengan metode elemen hingga MIDAS GTS NX dan dimodelkan secara
plane strain 2D. Untuk pembebanan dinamik akan menggunakan hasil
perambatan ground motion Gempa Palu 2018. Perambatan beban gempa dari
batuan dasar hingga ke permukaan pemodelan tanah menggunakan software
DEEPSOIL.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa pemasangan tiang DSM
bisa mereduksi perpindahan lateral permukaan tanah hingga 80% dari kondisi
tanpa perbaikan. Adanya perbaikan tanah DSM juga dapat mereduksi nilai ru ratarata
sebesar 49% hingga 54%. Variasi dari nilai Ar (20% - 50%) dan Gr (20% -
50%) menunjukkan bahwa semakin besar nilai Ar dan Gr maka semakin besar
pula nilai perpindahan lateral tanah dan ru yang tereduksi, namun saat nilai Ar dan
Gr cukup besar pengaruh yang diberikan tidak sebesar saat nilai Ar dan Gr kecil.
Selain itu, pemasangan tiang DSM juga memengaruhi respon spektra percepatan
yang terjadi dengan adanya peningkatan sebesar 39% dari kondisi sebelum
diberikan perbaikan tanah.