digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vanessa Audrey
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Serai wangi (Cymbopogon nardus) merupakan salah satu komoditas yang dapat dimanfaatkan dalam reklamasi lahan pascatambang untuk pertanian karena mampu hidup di lahan marjinal. Minyak serai wangi merupakan produk dari penyulingan daun tanaman serai wangi yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan pertumbuhan dan hasil biomassa, serta kualitas minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon nardus) di lahan pascatambang dengan naungan sengon (Paraserianthes falcataria). Penelitian ini dilaksanakan di Kelubir Mine Operation PT Pesona Khatulistiwa Nusantara, Desa Kelubir, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, mulai bulan Agustus hingga Desember 2022. Benih serai wangi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari BALITTRO (Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat) dengan varietas Sitrona 1 Agribun, Sitrona 2 Agribun, dan Serai Wangi 1. Pengamatan pertumbuhan dilakukan hingga 12 minggu setelah tanam (MST) dengan parameter pengamatan mencakup: tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah anakan. Pengambilan sampel biomassa dilakukan pada bulan ketiga dengan pengukuran pada bobot basah dan bobot kering untuk mendapatkan data kadar air dan Nisbah Tajuk Akar (NTA) dari setiap varietas. Pengujian hasil rendemen minyak atsiri serai wangi dilaksanakan di Lab BALITTRO. Ketiga varietas menunjukkan perbedaan pada pertumbuhannya. Pada parameter jumlah anakan, varietas Sitrona 1 Agribun menunjukkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan Sitrona 2 Agribun dan Serai Wangi 1, namun pada parameter lebar daun, varietas Serai Wangi 1 menunjukkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan Sitrona 1 Agribun dan Sitrona 2 Agribun. Pada pengukuran biomassa, tidak terlihat adanya perbedaan pada seluruh parameter (bobot basah, kadar air, Nisbah Tajuk Akar (NTA). Pada analisis rendemen minyak atsiri, terlihat bahwa varietas Sitrona 2 Agribun merupakan varietas terbaik dengan rendemen minyak atsirinya sebesar 0,97%.