ABSTRAK Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Salah satu komoditas yang dapat digunakan untuk proses reklamasi lahan
pascatambang batu bara adalah serai wangi (Andropogon nardus) dikarenakan
tanaman serai wangi termasuk ke dalam tanaman adaptif yang dapat tumbuh dalam
kondisi lingkungan kurang optimal. Produk utama dari tanaman serai wangi adalah
minyak atsiri yang didapatkan melalui proses penyulingan daun tanaman tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pertumbuhan, perbedaan
hasil biomassa, serta kualitas minyak atsiri dari tanaman serai wangi di lahan
pascatambang batu bara dengan naungan Angsana (Pterocarpus indicus). Bibit yang
digunakan berasal dari BALITTRO, yaitu varietas Sitrona 1 Agribun (v1), Sitrona 2
Agribun (v2), dan Seraiwangi 1 (v3). Pengamatan pertumbuhan dilakukan selama 12
minggu setelah tanam (MST) dengan parameter pertumbuhan: tinggi tanaman, lebar
daun, dan jumlah anakan. Dilakukan pengambilan sampel biomassa pada usia 12
MST dengan pengukuran bobot basah dan bobot kering untuk mendapatkan data
kadar air dan Nisbah Tajuk Akar (NTA). Pengujian kadar rendemen minyak atsiri
dilakukan di Lab BALITTRO, Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
parameter tinggi tanaman, semua perlakuan tidak berbeda, namun varietas
Seraiwangi 1 (v3)) merupakan varietas tertinggi (133,94 cm) dibandingkan dua
varietas lainnya. Pada parameter lebar daun dan jumlah anakan, ketiga varietas
menunjukkan hasil yang berbeda. Varietas Sitrona 2 Agribun (v2) merupakan
varietas yang memiliki daun paling lebar (1,79 cm) dibandingkan kedua varietas
lainnya dan jumlah anakan terbanyak adalah v1 (20 anakan). Hasil biomassa
menunjukkan semua varietas tidak berbeda, namun nilai biomassa terbesar adalah
v2 (150,23 g). Berdasarkan uji lab hasil rendemen minyak atsiri terbesar adalah v2
(1,20%).