digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Firzan Anandito Setiaji
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Salah satu komoditas yang dapat digunakan untuk proses reklamasi lahan pascatambang batu bara adalah serai wangi (Andropogon nardus) dikarenakan tanaman serai wangi termasuk ke dalam tanaman adaptif yang dapat tumbuh dalam kondisi lingkungan kurang optimal. Produk utama dari tanaman serai wangi adalah minyak atsiri yang didapatkan melalui proses penyulingan daun tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pertumbuhan, perbedaan hasil biomassa, serta kualitas minyak atsiri dari tanaman serai wangi di lahan pascatambang batu bara dengan naungan Angsana (Pterocarpus indicus). Bibit yang digunakan berasal dari BALITTRO, yaitu varietas Sitrona 1 Agribun (v1), Sitrona 2 Agribun (v2), dan Seraiwangi 1 (v3). Pengamatan pertumbuhan dilakukan selama 12 minggu setelah tanam (MST) dengan parameter pertumbuhan: tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah anakan. Dilakukan pengambilan sampel biomassa pada usia 12 MST dengan pengukuran bobot basah dan bobot kering untuk mendapatkan data kadar air dan Nisbah Tajuk Akar (NTA). Pengujian kadar rendemen minyak atsiri dilakukan di Lab BALITTRO, Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada parameter tinggi tanaman, semua perlakuan tidak berbeda, namun varietas Seraiwangi 1 (v3)) merupakan varietas tertinggi (133,94 cm) dibandingkan dua varietas lainnya. Pada parameter lebar daun dan jumlah anakan, ketiga varietas menunjukkan hasil yang berbeda. Varietas Sitrona 2 Agribun (v2) merupakan varietas yang memiliki daun paling lebar (1,79 cm) dibandingkan kedua varietas lainnya dan jumlah anakan terbanyak adalah v1 (20 anakan). Hasil biomassa menunjukkan semua varietas tidak berbeda, namun nilai biomassa terbesar adalah v2 (150,23 g). Berdasarkan uji lab hasil rendemen minyak atsiri terbesar adalah v2 (1,20%).