digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Agatha Edelwis NG.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Proses fermentasi sampah atau biasa dikenal dengan aerobic biodrying atau peuyeumisasi merupakan suatu metode alternatif dalam pengolahan sampah organik di masyarakat. Penelitian ini fokus pada pengolahan limbah sekam padi dan serbuk gergaji atau biomassa lignocellulosic dan sampah sayuran atau biomassa herbaceous. Proses fermentasi menggunakan tiga jenis mikroorganisme dengan media tumbuh berupa limbah cair tempe dan molase serta variasi air laut atau aquadest dan variasi persentase inokulum biakan mikroorganisme. Ketiga jenis mikroorganisme itu adalah Rhizopus Sp. (kode bakteri RT), Bacillus altitudinis strain SKC/S-8 (kode bakteri STN), dan campuran dari Bacillus altitudinis strain SKC/S-8, Bacillus velezensis strain SKC/S-4, Diaphorobacter nitroreducens strain SKC/ylp-6, dan Enterococcus faecalis strains SKC-13 (kode bakteri SYC). Proses fermentasi sampah mendorong degradasi lipid, protein, dan karbohidrat dan senyawa organik lainnya dengan byproduct berupa panas yang membantu mengurangi kadar air dan meningkatkan nilai kalor pada bio-coal sebagai produk akhir. Selain itu, selama proses fermentasi berlangsung terjadi pula proses bio-desulfurisasi yang menghasilkan panas tambahan dalam proses fermentasi. Proses fermentasi bertujuan untuk mengoptimalkan karakteristik bahan bakar dengan menghasilkan bio-coal dengan nilai kalor yang lebih tinggi dan kadar karbon tetap serta kadar air, volatil, dan abu yang lebih rendah. Bio-coal yang memiliki nilai kalor paling tinggi adalah variasi bio-coal dengan kode bakteri SYC 04 yaitu mikroorganisme kode SYC dengan variasi medium tumbuh aquadest dan persentase inokulum 15%, bio-coal yang memiliki nilai kalor paling rendah adalah dengan penambahan bakteri kode STN 02 yaitu mikroorganisme kode STN dengan variasi medium tumbuh aquadest dan persentase inokulum 10%. Proses bio-desulfurisasi terbukti dengan hasil %total sulfur bio-coal yang mendapatkan penambahan mikroorganisme lebih kecil dibandingkan kontrol. %Total sulfur terendah didapatkan oleh kode STN 03 yaitu bakteri kode STN dengan medium tumbuh air laut dan persen inokulum 15%. Hasil kadar air, kadar abu, kadar volatil, kadar karbon tetap, nilai kalor, dan total sulfur pada bio-coal sudah memenuhi SNI 8966: 2021 tentang Bahan Bakar Jumputan Padat