digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam menghadapi permasalahan sosial dan ekologi yang muncul akibat industrialisasi dan globalisasi sistem pangan, berkembang inisiasi gerakan pangan lokal yang dibentuk secara mandiri oleh kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia. Salah satu bentuknya adalah model community-supported agriculture (CSA). Model CSA merupakan bentuk usaha tani yang menjalankan kemitraan antara petani dan konsumen dengan pembagian resiko dan hasil produksi diantara kedua belah pihak. Di Indonesia sendiri, model CSA merupakan sesuatu yang baru dan berada pada masa awal perkembangannya. Seni Tani merupakan pelopor CSA yang beroperasi dalam bentuk pertanian perkotaan. Memasuki tahun ketiganya, Seni Tani masih melakukan eksperimentasi dalam mewujudkan model bisnis berkelanjutan untuk mendukung gerakan pangan lokal mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah model CSA yang dijalankan oleh Seni Tani, menganalisis proses pengembangan model bisnis berkelanjutan yang mereka lakukan, dan merumuskan rekomendasi pengembangan model bisnis berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan desain penelitian studi kasus tunggal untuk mempelajari secara mendalam kompleksitas pengembangan model bisnis berkelanjutan pada model CSA. Metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi wawancara mendalam dengan para pengelola dan pemangku kepentingan, observasi partisipatif pada kegiatan operasional sehari-hari, dan studi dokumentasi melalui catatan produksi kebun, data pelanggan, data perencanaan keuangan, dan materi promosi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis konten secara deskriptif kualitatif yang dikaji berdasarkan kerangka konseptual sustainable business model (SBM). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa model CSA yang dijalankan oleh Seni Tani menerapkan model berlangganan menyerupai 'pay-as-you-go' dengan bentuk kontrak berupa 'weight contract' untuk memenuhi kebutuhan konsumen perkotaan. Mereka menggunakan metode produksi pertanian regeneratif dan mengaktifkan lahan tidur menjadi kebun pangan. Berdasarkan kajian model bisnis berkelanjutan, temuan menunjukan kemampuan model CSA untuk menghasilkan nilai-nilai keberlanjutan sosial, lingkungan, dan ekonomi melalui aktivasi 948 m2 lahan tidur menjadi lahan produktif dengan total potensi kapasitas produksi total sekitar 421 kg sayur per bulan, menghasilkan rata-rata 203 kg panen kompos organik per bulan dengan memanfaatkan sampah halaman dan ampas kopi dari lingkungannya. Seni Tani juga memberdayakan pemuda lokal untuk terlibat menjadi petani maupun kurir. Namun secara praktis, terdapat permasalahan terkait (1) kontradiksi antara nilai CSA dan praktik yang dijalankan, (2) ancaman keberlangsungan operasional jangka panjang, (3) rendahnya partisipasi anggota dalam kegiatan komunitas, dan (4) kapasitas untuk mencapai profitabilitas belum tercapai. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, rekomendasi pengembangan model bisnis berkelanjutan yang dapat dilakukan berupa (1) memprioritaskan pengorganisasian konsumen dan kampanye edukasi nilai CSA, (2) peningkatan kapasitas produksi melalui kemitraan tani, (3) perbaikan struktur biaya dan diversifikasi model bisnis, (4) penguatan kontrak kerja, keanggotaan, dan kemitraan, dan (5) penguatan kelembagaan dan kapasitas pengelolaan CSA.