Dalam menghadapi permasalahan sosial dan ekologi yang muncul akibat
industrialisasi dan globalisasi sistem pangan, berkembang inisiasi gerakan pangan
lokal yang dibentuk secara mandiri oleh kelompok masyarakat di berbagai belahan
dunia. Salah satu bentuknya adalah model community-supported agriculture
(CSA). Model CSA merupakan bentuk usaha tani yang menjalankan kemitraan
antara petani dan konsumen dengan pembagian resiko dan hasil produksi diantara
kedua belah pihak. Di Indonesia sendiri, model CSA merupakan sesuatu yang baru
dan berada pada masa awal perkembangannya. Seni Tani merupakan pelopor CSA
yang beroperasi dalam bentuk pertanian perkotaan. Memasuki tahun ketiganya,
Seni Tani masih melakukan eksperimentasi dalam mewujudkan model bisnis
berkelanjutan untuk mendukung gerakan pangan lokal mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah model CSA yang dijalankan oleh Seni
Tani, menganalisis proses pengembangan model bisnis berkelanjutan yang mereka
lakukan, dan merumuskan rekomendasi pengembangan model bisnis berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan desain penelitian studi kasus tunggal
untuk mempelajari secara mendalam kompleksitas pengembangan model bisnis
berkelanjutan pada model CSA. Metode pengambilan data dalam penelitian
kualitatif ini meliputi wawancara mendalam dengan para pengelola dan pemangku
kepentingan, observasi partisipatif pada kegiatan operasional sehari-hari, dan studi
dokumentasi melalui catatan produksi kebun, data pelanggan, data perencanaan
keuangan, dan materi promosi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis konten secara deskriptif kualitatif yang dikaji berdasarkan kerangka
konseptual sustainable business model (SBM).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa model CSA yang dijalankan oleh Seni
Tani menerapkan model berlangganan menyerupai 'pay-as-you-go' dengan bentuk
kontrak berupa 'weight contract' untuk memenuhi kebutuhan konsumen perkotaan.
Mereka menggunakan metode produksi pertanian regeneratif dan mengaktifkan
lahan tidur menjadi kebun pangan. Berdasarkan kajian model bisnis berkelanjutan,
temuan menunjukan kemampuan model CSA untuk menghasilkan nilai-nilai
keberlanjutan sosial, lingkungan, dan ekonomi melalui aktivasi 948 m2 lahan tidur
menjadi lahan produktif dengan total potensi kapasitas produksi total sekitar 421
kg sayur per bulan, menghasilkan rata-rata 203 kg panen kompos organik per bulan
dengan memanfaatkan sampah halaman dan ampas kopi dari lingkungannya. Seni
Tani juga memberdayakan pemuda lokal untuk terlibat menjadi petani maupun
kurir. Namun secara praktis, terdapat permasalahan terkait (1) kontradiksi antara
nilai CSA dan praktik yang dijalankan, (2) ancaman keberlangsungan operasional
jangka panjang, (3) rendahnya partisipasi anggota dalam kegiatan komunitas, dan
(4) kapasitas untuk mencapai profitabilitas belum tercapai. Untuk menghadapi
permasalahan tersebut, rekomendasi pengembangan model bisnis berkelanjutan
yang dapat dilakukan berupa (1) memprioritaskan pengorganisasian konsumen dan
kampanye edukasi nilai CSA, (2) peningkatan kapasitas produksi melalui kemitraan
tani, (3) perbaikan struktur biaya dan diversifikasi model bisnis, (4) penguatan
kontrak kerja, keanggotaan, dan kemitraan, dan (5) penguatan kelembagaan dan
kapasitas pengelolaan CSA.