digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_MUHAMMAD ANDIKA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

ABSTRAK_MUHAMMAD ANDIKA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

ABSTRAK_MUHAMMAD ANDIKA
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan air semakin lama semakin meningkat dikarenakan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain kebutuhan yang meningkat, ketersediaan air juga semakin terbatas karena perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemanenan air hujan. Kota Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan curah hujan tinggi. Meskipun curah hujan tinggi, pemanfaatan air hujan oleh masyarakat di Kota Bandung termasuk Kecamatan Bandung Wetan masih minim. Penelitian dilakukan pada 414 rumah di Kecamatan Bandung Wetan. Berdasarkan hasil analisis, pemanenan air hujan dapat menghasilkan air sebanyak 3,88 m3 hingga 225,2 m3 dengan rata-rata 37,93 m3 . Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan air rumah tangga sebesar 1,52% hingga 303,93% dengan rata-rata 20,37%. Dari segi pemenuhan kebutuhan air, sebanyak 77% rumah berada di rentang pemenuhan 0% hingga 25%. Dari segi kualitas, parameter kekeruhan, warna, dan bakteriologi melewati baku mutu air minum Permenkes No 2 Tahun 2023 sehingga perlu dilakukan pengolahan. Nilai parameter melewati standar dikarenakan kondisi atap yang tidak terawat. Sistem pengolahan dimulai dari screening, first-flush diverter, filtration (polypropylene, activated granular carbon, dan ceramic), atau Home Ultrafiltration kemudian dialirkan ke kran air. Dari segi kebutuhan lahan, sebesar 20,29% dari jumlah rumah memiliki lahan yang cukup, 15,22% tidak memiliki cukup lahan, sedangkan 64,49% lainnya tidak memiliki lahan sisa untuk membangun sistem pemanenan air hujan. Alternatif yang dapat diberikan yaitu pengecilan volume reservoir dan penerapan sistem pemanenan air hujan komunal. Dari segi ekonomi, hanya 3-6 rumah yang mengalami surplus dengan payback period sebesar 32,03-1266,3 tahun. Alternatif yang dapat dilakukan yaitu pengecilan volume reservoir sehingga payback period menjadi 6,68-190 tahun. Biaya penerapan sistem pemanenan air hujan lebih mahal daripada biaya operasional sumber air eksisting. Namun, sistem pemanenan air hujan dapat digunakan sebagai alternatif sumber air pada wilayah atau rumah yang tidak memiliki sumber air lain untuk mencukupi kebutuhan air bersih.