Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan air semakin lama
semakin meningkat dikarenakan pertumbuhan penduduk yang pesat. Selain
kebutuhan yang meningkat, ketersediaan air juga semakin terbatas karena
perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pemanenan air hujan. Kota
Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan curah hujan
tinggi. Meskipun curah hujan tinggi, pemanfaatan air hujan oleh masyarakat di Kota
Bandung termasuk Kecamatan Bandung Wetan masih minim. Penelitian dilakukan
pada 414 rumah di Kecamatan Bandung Wetan. Berdasarkan hasil analisis,
pemanenan air hujan dapat menghasilkan air sebanyak 3,88 m3
hingga 225,2 m3
dengan rata-rata 37,93 m3
. Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan air rumah
tangga sebesar 1,52% hingga 303,93% dengan rata-rata 20,37%. Dari segi
pemenuhan kebutuhan air, sebanyak 77% rumah berada di rentang pemenuhan 0%
hingga 25%. Dari segi kualitas, parameter kekeruhan, warna, dan bakteriologi
melewati baku mutu air minum Permenkes No 2 Tahun 2023 sehingga perlu
dilakukan pengolahan. Nilai parameter melewati standar dikarenakan kondisi atap
yang tidak terawat. Sistem pengolahan dimulai dari screening, first-flush diverter,
filtration (polypropylene, activated granular carbon, dan ceramic), atau Home
Ultrafiltration kemudian dialirkan ke kran air. Dari segi kebutuhan lahan, sebesar
20,29% dari jumlah rumah memiliki lahan yang cukup, 15,22% tidak memiliki
cukup lahan, sedangkan 64,49% lainnya tidak memiliki lahan sisa untuk
membangun sistem pemanenan air hujan. Alternatif yang dapat diberikan yaitu
pengecilan volume reservoir dan penerapan sistem pemanenan air hujan komunal.
Dari segi ekonomi, hanya 3-6 rumah yang mengalami surplus dengan payback
period sebesar 32,03-1266,3 tahun. Alternatif yang dapat dilakukan yaitu
pengecilan volume reservoir sehingga payback period menjadi 6,68-190 tahun.
Biaya penerapan sistem pemanenan air hujan lebih mahal daripada biaya
operasional sumber air eksisting. Namun, sistem pemanenan air hujan dapat
digunakan sebagai alternatif sumber air pada wilayah atau rumah yang tidak
memiliki sumber air lain untuk mencukupi kebutuhan air bersih.