Area-11 yang mempunyai luas sekitar 6 km2 merupakan bagian dari lapangan Duri bagian utara sudah dikembangkan sejak tahun 2003. Pengembangan area dengan sistem injeksi uap panas masih menyisakan beberapa masalah yang berakibat pada kurang optimalnya pengurasan minyak di area ini. Ada dua masalah yang belum terpecahkan yaitu: sebaran fasies di reservoir Rindu-5 dan Rindu-4 belum bisa diidentifikasi secara detail dan kurang efisienya injeksi uap panas yang diinjeksikan kedalam reservoir. Sebaran fasies di reservoir Rindu-5 dan Rindu-4 sangat penting untuk dipahami karena sebaran fasies ini akan mengakibatkan heterogenitas reservoir yang mengontrol keanekaragaman perilaku respons reservoir terhadap injeksi uap panas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi fasies dari data batuan inti untuk mendapatkan model suksesi fasies yang kemudian digunakan untuk korelasi kronostratigrafi untuk memperoleh kerangka waktu pengendapan, gambaran sebaran lateral, dan geometri fasies. Pemetaan kualitas reservoir juga dilakukan untuk memperoleh gambaran heterogenitas kualitas reservoir sebagai cerminan keanekaragaman karakter asosiasi fasies dalam tubuh reservoir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rindu-5 merupakan suksesi fasies fluvial channel ke arah fasies tidal sand ridge. Bagian bawah suksesi fasies ini dibatasi oleh suatu sequence boundary akibat adanya proses regresi sampai ke base level, kemudian membentuk sistem incised valley yang diisi oleh asosiasi fasies fluvial channel dan accretionary bank. Proses selanjutnya adalah fase transgresi yang menghasilkan asosiasi fasies mud flat dan dan tidal sand ridge.
Kualitas reservoir Rindu-5 dan Rindu-4 bervariasi dan dikontrol oleh nilai permeabilitas masing-masing fasies. Variasi kualitas reservoir ini merupakan faktor yang mempengaruhi sebaran uap panas di dalam reservoir.
Hasil dari karakterisasi reservoir ini untuk selanjutnya digunakan sebagai salah satu panduan dalam evaluasi pengembangan area-11 saat ini dan strategi pengembangan area lebih lanjut. Evaluasi pengembangan area difokuskan pada pola-pola yang terletak di region permeabilitas rendah, yaitu dengan merencanakan proyek pengecilan ukuran pola (smaller pattern) yang akan mempercepat steam breaktrough time di sumur produksi, sedangkan strategi pengembangan area difokuskan pada pengembangan region baru di bagian barat laut dengan menerapkan pola yang kecil (4-5 acres). Proyek pengecilan ukuran pola yang sudah pernah dilakukan di area-11 yang selama ini dilakukan hanya berdasarkan evaluasi data produksi dan injeksi uap panas dan belum melibatkan aspek karakterisasi reservoir karena belum ada penelitian detail mengenai karakterisasi reservoir pada saat itu. Dengan adanya hasil karakterisasi reservoir, kegiatan pengembangan lapangan akan lebih terarah dan mencapai hasil yang optimal.