digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu teknologi yang semakin banyak diadopsi adalah teknologi imersif. PT. SUWIR adalah salah satu dari sedikit perusahaan Indonesia yang menjual solusi teknologi imersif. Namun, tingkat adopsi produk dari PT. SUWIR ini tidak sebaik yang diharapkan, dikarenakan belum ada pemahaman lebih dalam terkait mekanisme adopsi teknologi imersif di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel apa saja yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi imersif di Indonesia, dan strategi apa yang terbaik untuk PT. SUWIR untuk memaksimalkan pengadopsian produk dan layanan mereka di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan literatur untuk mengambil variabel penting dari adopsi teknologi, mengidentifikasi hubungan antar variabel dan membuat model sistem dinamik dari hubungan tersebut, memvalidasi model dengan mengkalibrasi dengan jumlah pengguna pada layanan platform yang dikembangkan oleh PT. SUWIR, membuat skenario strategi yang berbeda-beda, mensimulasikan skenario tersebut dan menganalisis hasilnya. Variabel yang diturunkan dari Technology Acceptance Model (TAM) adalah Perceived Usefulness dan Perceived Risk, dengan Perceived Usefulness dipengaruhi oleh variabel self-efficacy, quality, dan ease of use. Dua variabel Perceived ini berhubungan dengan Intention to use. Intention to use dikaitkan dengan variabel yang diturunkan dari model Bass Diffusion, yaitu Potential Adopters From Promotional Activities dan Potential Adopters From Word-of-Mouth Activities, yang akan berhubungan dengan tingkat adopsi produk dari Calon Adopter menjadi Adopter. Hasil penelitian berdasarkan pengujian skenario menunjukkan bahwa strategi terbaik untuk memasarkan produk adalah dengan lebih fokus pada kegiatan WoM karena memiliki dampak yang lebih besar pada adopsi produk daripada kegiatan promosi. Selanjutnya, penelitian menunjukkan bahwa kegiatan promosi harus fokus pada peningkatan kegunaan yang dirasakan dan risiko yang dirasakan pelanggan potensial dalam hal teknologi imersif. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia hanya berfokus pada penerapan satu model yaitu Technology Acceptance Model. Penelitian ini memberikan kontribusi dengan penggabungan Technology Acceptance Model dan Bass Diffusion Model dalam sebuah System Dynamics Model dalam konteks teknologi imersif di Indonesia.