digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-COVER.pdf


2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-BAB 1.pdf

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-BAB 2.pdf

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-BAB 3.pdf

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-BAB 4.pdf

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-PUSTAKA A.pdf

2007 TS PP EDWIN ANTONI 1-PUSTAKA B.pdf

XYZ merupakan perusahaan energi yang memulai eksplorasinya di Asia pada tahun 1924. Pada tahun 2005, XYZ mengakuisisi ABC. Akusisi XYZ terhadap Unocal menyebabkan peningkatan jumlah SDM. Jumlah karyawan yang besar tersebut sedang diselidiki apakah cukup optimal dalam mendukung kinerja perusahaan dan hal ini menimbulkan kebutuhan untuk mengoptimalkan SDM yang dimilikinya. Salah satu faktor penting dalam sistem MSDM agar dapat membangun sistem yang sesuai untuk mencapai kinerja perusahaan, dibutuhkan profil kompetensi jabatan dan karyawan. Selama ini XYZ lebih terfokus pada kompetensi keras, sedangkan kompetensi lunak yang merupakan sisi yang tidak terlihat masih kurang diperhatikan. Dari hasil pengukuran kompetensi lunak menggunakan metode angket, BEI, dan expert panel akan didapati adanya kesenjangan kompetensi lunak antara kebutuhan di jabatan SCM Bisnis dan kompetensi di 5 karyawannya. Kamus kompetensi lunak yang digunakan adalah kamus Spencer (1993). Untuk mengatasi kesenjangan yang ada tersebut, maka dirancanglah alternatif solusi. Metode pemilihan alternatif solusi yang digunakan adalah dengan memetakan kesenjangan kompetensi lunak karyawan di dalam kuadran analisa (Big Dog, 2000). Alternatif yang terbaik yang terpilih adalah tiap karyawan menetapkan rencana pengembangan dirinya (baik itu segi motivasi maupun segi kemampuan) dengan bimbingan dari mentor atau atasan. Rancangan siklus manajemen kompetensi dan pengintegrasian pengembangan kompetensi individu di dalam PMP/ Performance Management Process (perjanjian kinerja pekerja tiap tahun) karyawan merupakan pilihan yang diambil agar pengembangan diri karyawan dapat berjalan. Siklus tersebut yaitu dengan menetapkan standar kompetensi lunak di tiap jabatan lalu setiap karyawan yang memiliki kesenjangan kompetensi tersebut mengambil komitmen dalam bentuk PMP tiap tahunnya untuk melakukan pengembangan. Yang berhasil akan mendapatkan reward dan yang gagal disarankan melakukan perbaikan pada PMP berikutnya.