Kegiatan alih teknologi sangat mungkin terjadi di industri, sehingga membutuhkan
kajian yang terintegrasi untuk mencapai keberhasilan dari aktivitas tersebut.
Product realization menjadi tolak ukur keberhasilan dari aktivitas alih teknologi.
Penelitian ini memfokuskan pada pembuatan rancangan model implementasi alih
teknologi antar manufacturing site produk eksisting pada proses pembuatan produk
tetes mata steril yang diintegrasikan dengan: faktor –faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dari aktivitas alih teknologi yaitu: material, proses dan
produk; alur proses pembuatan produk; gap analysis antar manufacturing site; dan
kajian risiko dari setiap faktor tersebut. Pengujian model dilakukan dengan desk
review dengan mengevaluasi kegiatan alih teknologi yang sedang berjalan dengan
data issue mutu yang terjadi selama realisasi produksi secara komersial dari bulan
januari hingga november 2021. Hasil identifikasi dari setiap faktor teridentifikasi 5
(lima) risiko kritikal, 14 (empat belas) major dan 7 (tujuh) minor, dengan tindakan
perbaikan yang telah dilakukan mampu menurunkan level risiko menjadi 1 (satu)
major dan 25 (dua puluh lima) minor.
Penelitian ini menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai petunjuk bagi
industri dalam mengimplementasikan kegiatan alih teknologi agar dapat berjalan
secara sitematis dan terintegrasi dengan kajian risiko sebagai penerapan
Pharmaceutical Quality System. Model implementasi alih teknologi ini dapat
memberikan informasi untuk industri dalam mengidentifikasi faktor –faktor yang
mempengaruhi keberhasilan alih teknologi, mengidentifikasi perubahan proses dari
manufacturing site sebelumnya, menentukan tindakan pencegahan yang diperlukan
dari setiap penyebab risiko yang ditemukan, pendokumentasian perencanaan
langkah baik strategis maupun teknis dalam implementasi alih teknologi untuk
menghindari munculnya issue mutu dan tercapainya product realization sesuai
dengan yang ditargetkan.
Perancangan model implementasi alih teknologi ini akan diujicobakan lebih lanjut
di tahun 2022 pada pola alih teknologi antar manufacturing site yang berbeda yaitu
dengan pihak ketiga, sehingga diharapkan model ini dapat diimplementasikan pada
berbagai pola alih teknologi yang terjadi di industri.