digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA - Yusuf Bachtiar
PUBLIC Irwan Sofiyan

Jembatan Youtefa menggunakan Friction Pendulum System (FPS) tipe Sliding Isolation Pendulum (SIP) sebagai bearing jembatan karena SIP merupakan Seismic Isolation system (SIS) yang dikenal dan sering digunakan di seluruh dunia. Keputusan ini didasarkan pada potensi intensitas gempa dan beban gempa yang tinggi di kota Jayapura. Jembatan utama dengan struktur pelengkung baja sepanjang 400 meter, berada dalam kondisi seismik signifikan, dengan Percepatan Puncak di Batuan Dasar (PGA) diperkirakan mencapai 0,7-0,8 g. Penggunaan FPS dipercaya memberikan dampak besar terhadap respons struktur terhadap beban gempa. Berbeda dengan tanpa seismic Isolation, atau pun menggunakan perangkat isolator yang berbeda. Terdapat tiga jenis Seismic Isolation system yang telah banyak digunakan adalah Friction Pendulum System (FPS), High Damping Rubber Bearing (HDRB) dan Lead Rubber Bearing (LRB). Tujuan dari studi ini adalah membandingkan respons stuktur dari model dengan FPS, HDRB dan juga LRB pada kondisi perpindahan rencana dan riwayat pembebanan gempa yang sama. Digunakan empat model studi jembatan pelengkung baja, Jembatan Youtefa di Jayapura. Nonlinear Time History Analysis (NLTHA) dilakukan dengan memanfaatkan tujuh pasang riwayat gempa (ground motion) yang telah spectral matching terhadap target respon spektra. Parameter-parameter yang dibandingkan meliputi penentuan elemen kritis, modal partisipasi massa, periode natural, composite response spectrum, base shear, deformasi dan displacement struktur atas, dan kurva histeresis penampang dari ketiga perangkat tersebut. Berdasarkan parameter-parameter yang telah dianalisis, perangkat FPS menunjukkan kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan perangkat HDRB dan LRB dalam mereduksi dampak gaya gempa. Hal ini terlihat dari kemampuannya yang paling efektif dalam mengurangi besaran base shear, menghasilkan displacement pada struktur atas yang relatif lebih kecil, serta mempertahankan kurva histeresis yang tetap berada dalam batas kapasitas penampangnya.