digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 6 Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

LAMPIRAN Amalia Nanda Syafira
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kawasan Cagar Budaya Benteng Kuto Besak merupakan salah satu kawasan cagar budaya yang terdapat di Kota Palembang. Kawasan ini juga ditetapkan sebagai objek wisata Kota Palembang. Letaknya yang strategis membuat pengunjung tak segan untuk mengunjunginya. Namun, kondisi eksisting kawasan tersebut belum memadai karena kurangnya fasilitas pendukung wisata yang mendukung kegiatan wisata dalam kawasan, baik dari segi guna lahan, bangunan, sirkulasi kendaraan, pejalan kaki, parkir, fasilitas persampahan, dan lain-lain. Selain itu, pemerintah Kota Palembang belum pernah membuat dokumen perancangan kawasan yang memiliki potensi objek cagar budaya sebagai atraksi wisata ini, masih sebatas tahap penyusunan dokumen pembentukan tim pelestarian Cagar Budaya di dalam kawasan. Pada studi ini, alternatif penyelesaian yang dilakukan dalam mengatasi persoalan yang ada pada kawasan adalah dengan melakukan perancangan Kawasan Cagar Budaya Benteng Kuto Besak agar keberjalanan fungsi kawasan dapat optimal. Perancangan dilakukan menggunakan metode fragmental dengan teknik perancangan problem solving. Perancangan mempertimbangkan pedoman dan literatur mengenai perancangan kawasan, pengembangan objek wisata, dan pelestarian cagar budaya; kondisi eksisting kawasan berdasarkan komponen yang telah dirumuskan; dan persepsi dan preferensi masyarakat Sumatra Selatan. Perumusan kebijakan perancangan merupakan perwujudan dari Kawasan Cagar Budaya Benteng Kuto Besak yang atraktif dan edukatif dengan fasilitas wisata pendukung yang memadai dengan memperhatikan kriteria yang telah dirumuskan yaitu keselamatan, keindahan, aksesibilitas, kenyamanan, keamanan, kebersihan, dan keasrian dan perkuatan kawasan.