Panas bumi adalah salah satu sumberdaya energi termasuk dalam energi baru dan
terbarukan. Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi
terbesar di dunia. Area Gunung Bongkok merupakan objek yang menarik dengan
Mata Air Panas Cikawah dan Handeuleum yang masuk dalam Wilayah Kerja Panas
Bumi Gunung Endut. Gunung Bongkok terletak di Kecamatan Sobang, Kabupaten
Lebak, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan pendugaan zona
permeabel, memahami karakteristik air, memahami mekanisme pencampuran air
meteorik hingga air tanah dangkal dengan fluida termal, serta meninjau keberadaan
Rare Earth Element (REE) dan Litium (Li). Metode yang digunakan dalam studi
ini mencakup pengujian di lapangan dan pengujian di laboratorium. Pengujian di
lapangan dilakukan untuk mendapatkan parameter kimia-fisika air, konsentrasi
radon, dan konsentrasi gas merkuri. Sementara itu, pengujian di laboratorium
dilakukan metode Ion Chromatography, Isotope Ratio, dan Inductively Coupled
Plasma-Mass Spectometry.
Dari hasil pengujian dan analisis, mata air panas Cikawah terindikasi memiliki
sumber aktivitas panas bumi yang relatif dekat dengan nilai konsentrasi Hg 36,304
ng/m3 dan rasio 222Rn/220Rn 4,34. Namun, mengalami alterasi dengan intensitas
yang cukup tinggi sehingga terbentuk Cap Rock pada lapisan litologi di bawahnya
dengan konsentrasi 222Rn kecil bernilai 954,44 Bq/m3. Mata air panas Handeuleum
terletak di zona yang permeabel dengan konsentrasi 222Rn sebesar 8601,25 Bq/m3.
Namun, nilai rasio 222Rn/220Rn 10,35 dan konsentrasi Hg 16,504 ng/m3
mengindikasikan letak sumber aktivitas panas bumi yang relatif jauh. Hasil
pengujian air dari wilayah studi menunjukan tipe air didominasi oleh tipe air
kalsium bikarbonat untuk air dingin dan sodium klorit untuk air panas. Mata air
panas Cikawah dan Handeuleum mendekati karakter air yang terpanaskan oleh uap
dan terindikasi merupakan satu sistem hidrotermal yang sama dari rasio Cl/B.
Analisis isotop ?2H dan ?18O sampel air di wilayah studi menunjukkan karakter air
meteorik yang dominan. Manifestasi panasbumi Cikawah dan Handeuleum
mengalami pertukaran CO2, H2S, dan mineral batuan. Sementara itu, ternary Na-
Mg-K menunjukkan seluruh sampel air di wilayah studi masuk dalam kategori
immature water. Dengan demikian, dapat disimpulkan manifestasi panasbumi pada
area studi merupakan airtanah dangkal yang terpanaskan oleh uap CO2 dan H2S.
Rata-rata konsentrasi REE pada wilayah studi adalah 0,157 ppb dengan Fe dan Al
menjadi ion logam mayor perunut yang potensial. Keberadaan litium (Li) yang
signifikan hanya ditemukan pada sampel mata air panas dengan persentase rata-rata
Li terhadap TDS hanya bernilai 0,051% sehingga wilayah studi dapat digolongkan
tidak kaya litium. Wilayah studi memiliki kelimpahan REE dan litium yang kecil.
Oleh karena itu, air manifestasi bukan berasal dari reservoir panasbumi.