BAB 1 Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Alfarizky Elbaary
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Penggunaan lahan marginal dapat mendukung stabilitas ketahanan pangan serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Tanaman uwi ungu (Dioscorea alata) merupakan tanaman sumber karbohidrat yang toleran terhadap lingkungan lahan marginal. Namun, produktivitas tanaman Dioscorea spp. masih cukup rendah dan belum dibudidayakan secara optimal di Indonesia. Peningkatan produktivitas tanaman uwi ungu dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kompos, pupuk NPK, elisitor biosaka, dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) Azotobacter chroccocoum. PGPR Azotobacter chroococcum digunakan sebagai bakteri pendukung fiksasi nitrogen dan membantu memutus fase dormansi bibit. Pupuk kompos dan Pupuk NPK digunakan sebagai sumber utama makro nutrisi. Biosaka digunakan sebagai elisitor yang memberi sinyal terhadap sistem pertahanan yang sistemik dan menurunkan penggunaan pupuk kimia. Diperlukan kombinasi yang tepat dalam budi daya uwi agar mendapatkan sistem produksi paling ekonomis. Pada penelitian ini diamati pengaruh variasi bobot bibit (50 g; 100 g; 200 g) yang sudah diberi perlakuan biopriming dengan PGPR Azotobacter chroococcum, pengaruh persentase pemberian pupuk NPK yang dikompensasi dengan pemberian pupuk kompos, dan pengaruh pemberian elisitor biosaka terhadap pertumbuhan dan perolehan tanaman uwi ungu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor I adalah bobot bibit yang terdiri atas 3 taraf yaitu 50 g (M1), 100 g (M2), dan 200 g (M3). Faktor II adalah konsentrasi pupuk NPK dan pemberian elisitor dengan kombinasi yang terdiri atas P1(NPK 0% + Kompos 100% + Elisitor); P2 (NPK 10% + Kompos 90% + Elisitor); P3 (NPK 25% + Kompos 75% + Elisitor); P4 (NPK 50% + Kompos 50% + Elisitor); P5 (NPK 100% + Kompos 0% + Elisitor); K0 (NPK 100% + Kompos 0% - Elisitor); K1 (NPK 0% + Kompos 0% - Elisitor); dan K2 (NPK 0% + Kompos 0% + Elisitor). Budi daya dilakukan selama 18 minggu dan pengambilan data profil pertumbuhan dilakukan tiap 2 minggu. Pemupukan menggunakan pupuk NPK (20:20:30%) dilakukan dengan dosis yang sama pada 1 MST dan 4 MST (minggu setelah tanam). Elisitor Biosaka disemprotkan di atas tanaman setiap 10 hari dan tanaman disiram tiap tiga hari sekali. Didapatan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penanaman menggunakan bibit 100g (M2) dengan pemberian pupuk NPK 25% (P3) yang dibantu oleh biopriming bibit dan pemberian elisitor biosaka memberikan profil pertumbuhan, yaitu: panjang tanaman, jumlah daun, jumlah tunas, dan jumlah cabang yang paling tinggi dibandingkan variasi lain. Penanaman menggunakan bibit 100 g (M2) dengan pemberian pupuk NPK 0% (P1) yang dibantu oleh biopriming bibit dan pemberian elisitor biosaka memberikan perolehan massa umbi uwi ungu yang paling tinggi dibandingkan variasi lain.