Abstrak - Teresia Grahita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Kakao merupakan komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Akan tetapi menurut Badan Pusat Statistik 2024, produktivitas dan kuantitas ekspornya menurun pada tahun 2023. Kesesuaian lingkungan dan ketersediaan nutrisi pada fase vegetatif awal menjadi faktor penting dalam budidaya kakao. Akan tetapi penyediaan nutrisi hanya melalui pupuk menyebabkan pemborosan masukan dan peningkatan biaya produksi. Oleh karena itu, Plant Growth Promoting Bacteria (PGPR) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dalam menyediakan nutrisi bagi tanaman kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh perubahan jumlah bakteri total, hormon IAA, dan C-organik dalam tanah tanaman kakao (Theobroma cacao L.) varietas Klon 45 dengan pengaplikasian PGPR bakteri Priestia aryabhattai selama fase vegetatif. Bakteri Priestia aryabhattai yang digunakan diisolasi dari rhizosfer tanaman kakao di Desa Bariri, Sulawesi Tengah. Bakteri ini digunakan sebagai PGPR karena mampu memproduksi hormon IAA. Pengaplikasian PGPR dapat meningkatkan aktivitas mikroba tanah dalam penguraian bahan organik melalui penambahan jumlah rhizobakteri. Selain itu, PGPR juga dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui kemampuannya dalam menguraikan bahan organik dan meningkatkan ketersediaan C-organik dalam tanah. Budidaya kakao dilakukan selama 40 hari di dalam screenhouse ITB Kampus Jatinangor. Kondisi mikroklimat dan edafik dalam screenhouse diatur sesuai dengan SOP Permentan No. 48 Tahun 2014. Media tanam menggunakan tanah Lembang pada growth box kontrol dan perlakuan yang diaplikasikan PGPR bakteri Priestia aryabhattai. Plot penanaman dibagi menjadi 3 area yaitu tanaman untuk destruk, non-destruk, dan sulaman. Jumlah tanaman dalam tiap growth box sebanyak 56 tanaman yaitu 24 tanaman destruk, 16 tanaman non-destruk, dan 16 tanaman sulaman. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea dan terdapat penambahan photosynthesis enhancer selama proses penelitian. Parameter pertumbuhan tanaman yang diamati untuk kuantifikasi bakteri total, C-organik, dan hormon IAA tanah meliputi perubahan tinggi tanaman (cm) dan perubahan panjang akar tanaman (cm). Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 5 titik tiap growth box secara acak. Kemudian sampel tanah dianalisis di Laboratorium Teknik IA ITB Kampus Jatinangor dan Laboratorium Universitas Padjadjaran dengan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) untuk kuantifikasi bakteri total tanah, metode Walkley and Black untuk kuantifikasi C-organik tanah, dan metode spektrofotometri untuk kuantifikasi hormon IAA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan PGPR bakteri Priestia aryabhattai mampu meningkatkan jumlah bakteri total hingga 1,7 x 105 CFU/g dan laju pertumbuhan rata-rata bakteri total sebesar 0,137 CFU/g tiap 4 hari. Penambahan PGPR juga meningkatkan hormon IAA dalam tanah hingga sebesar 1,855 ppm dengan laju produksi rata-rata sebesar 0,093 ppm per 4 hari. Terjadi perubahan kadar C-organik dalam tanah yang diaplikasikan PGPR dengan laju perubahan rata-rata sebesar 0,082% per 4 hari. Penambahan photosynthesis enhancer menyebabkan penggunaan C-organik oleh tanaman lebih efisien sehingga kemampuan bakteri Priestia aryabhattai dalam menghasilkan C-organik dalam tanah menurun.
Perpustakaan Digital ITB