digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak -Nur Asyiah
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Squalene merupakan senyawa terpenoid bernilai tinggi yang memiliki fungsi sebagai antioksidan, agen imunomodulator, dan bahan aktif dalam industri farmasi serta kosmetik. Hingga kini, sumber utama squalene masih berasal dari hati ikan hiu sehingga produksinya tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif bahan nabati yang ramah lingkungan. Bayam merah (Amaranthus tricolor L. var. Mira) diketahui mengandung squalene dalam bijinya, sehingga berpotensi sebagai sumber squalene yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh kombinasi pupuk NPK dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan, biomassa, dan kadar squalene biji bayam merah, serta menentukan dosis kombinasi yang paling potensial. Penelitian dilaksanakan di screenhouse Kampus ITB Jatinangor menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan sepuluh kombinasi perlakuan dosis NPK (7,5 g, 15 g, dan 22,5 g per polybag) dan PGPR (2 ml, 3 ml, dan 4 ml per liter), masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan vegetatif (tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun, panjang akar), biomassa (bobot basah dan kering tajuk, panjang malai, bobot biji serta jumlah malai, dan bobot basah dan kering akar) yang diambil pada 11 mst, 16 mst, dan 22 mst, dan kadar squalene biji menggunakan metode ekstraksi pelarut dan analisis HPLC. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan uji Tukey HSD pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dosis pupuk NPK dan PGPR tidak memberikan pengaruh terhadap seluruh parameter yang diamati. Terdapat tren peningkatan pada beberapa kombinasi perlakuan, seperti peningkatan tinggi tanaman pada perlakuan P3 (22,5 g NPK + 2 ml PGPR), bobot biomassa dan akar tertinggi pada P8 (15 g NPK + 4 ml PGPR), serta kadar squalene tertinggi pada perlakuan P7 (7,5 g NPK + 4 ml PGPR). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi pupuk NPK dan PGPR memiliki prospek agronomis yang menjanjikan untuk mendukung budidaya bayam merah sebagai sumber squalene nabati. Diperlukan penelitian lanjutan yang mengombinasikan aplikasi PGPR dengan pemberian stres abiotik terkendali untuk merangsang akumulasi metabolit sekunder pada biji squalene lebih tinggi.