ABSTRAK Vivian Angela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan komoditas utama dalam volume ekspor udang Indonesia yang berkontribusi hingga 85% dari total volume ekspor. Akan tetapi, ancaman penyakit AHPND (acute hepatopancreatic necrosis disease) yang disebabkan oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus berpotensi menurunkan angka survivabilitas udang. Pada penelitian sebelumnya telah diidentifikasi gen pirA yang dapat menyebabkan AHPND pada Enterobacter cloacae U7. Bakteri ini juga memiliki kemampuan membentuk biofilm yang dapat menghambat penanganan AHPND pada udang vaname. Bakteriofaga sebagai predator alami bakteri memiliki potensi yang tinggi dalam mengendalikan biofilm. Pada penelitian sebelumnya juga telah dilakukan optimasi inhibisi dan eradikasi biofilm dengan ?Bt & ?Bc, tetapi eradikasi biofilm masih kurang optimum karena masih cukup rendahnya efektivitas infeksi terhadap viabilitas sel planktonik dan biofilm sehingga perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan kandidat bakteriofaga yang dapat digunakan dalam perlakuan sekuensial terhadap eradikasi biofilm E. cloacae U7 dan (2) menentukan MOI (multiplicity of infection) optimum perlakuan sekuensial bakteriofaga terhadap eradikasi biofilm E. cloacae U7 berdasarkan nilai %eradikasi biofilm. Dalam penelitian ini, kandidat bakteriofaga yang digunakan adalah bakteriofaga ?Bt & ?Bc dengan variasi MOI 0.01, 0.1, 1, dan 10. Metode yang digunakan untuk menentukan kandidat bakteriofaga dan MOI optimum dilakukan dengan biofilm assay. Pembentukan biofilm dilakukan menggunakan medium Luria Bertani pada suhu 37°C tanpa agitasi dalam kondisi gelap. Digunakan bakteri E. cloacae U7 berumur 3 jam dengan konsentrasi 103 CFU/mL yang ditumbuhkan selama 24 jam kemudian diinjeksikan bakteriofaga ?Bt MOI 10 dilanjutkan dengan injeksi variasi bakteriofaga pada jam ke-48 sebagai perlakuan sekuensial yang kemudian diamati pada jam ke-60 dan 84. Hasil penelitian menunjukkan MOI optimum bakteriofaga ?Bt dalam perlakuan sekuensial pada eradikasi biofilm E. cloacae U7 adalah 0.1 berdasarkan nilai persentase eradikasi biofilm sebesar 61.991%, sementara MOI optimum bakteriofaga ?Bc adalah 10 dengan persentase eradikasi biofilm sebesar 61.663%. Bakteriofaga ?Bt dipilih sebagai kandidat bakteriofaga terbaik dibandingkan bakteriofaga ?Bc dalam eradikasi biofilm E. cloacae U7 secara sekuensial dikarenakan MOI yang dibutuhkan bakteriofaga ?Bt untuk mengeradikasi biofilm secara efektif dalam perlakuan sekuensial lebih rendah dibandingkan bakteriofaga ?Bc yang menandakan lebih tingginya afinitas E. cloacae U7 terhadap bakteriofaga ?Bt dibandingkan ?Bc. Meskipun didapatkan persentase eradikasi yang cukup tinggi, perlakuan sekuensial dalam eradikasi biofilm menggunakan ?Bt MOI 0.1 selama 84 jam tidak menghasilkan penurunan sel planktonik maupun biofilm yang menandakan rendahnya efisiensi infeksi terhadap viabilitas E. cloacae U7 sehingga perlakuan sekuensial dalam penelitian ini masih belum dapat mengeradikasi biofilm E. cloacae U7 secara optimal.