BAB 1 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Serangan teroris menjadi perhatian lebih terhadap desain struktur penahan ledakan.
Sehingga kejadian beban ledak menjadi permasalah yang serius yang harus dibahas.
Beban ledakan permukaan terjadi ketika bahan peledak diledakkan di tanah atau
sangat dekat dengan permukaan tanah. Gelombang insiden tersebut akan
dipantulkan di permukaan tanah untuk membentuk gelombang yang dipantulkan.
Jenis ledakan ini menjadi fokus penelitian terkait ancaman teroris di lapangan.
Disamping lokalisasi efek ledakan, satu hal yang harus disadari adalah konsekuensi
serius terkait dengan keruntuhan progresif yang dapat berdampak terhadap
pengguna gedung dan properti itu sendiri.
Keruntuhan progresif disebabkan oleh keruntuhan dari satu atau lebih elemen
struktur yang menyebabkan keruntuhan beruntun dari elemen sebelahnya sehingga
mengakibatkan keruntuhan struktur secara keseluruhan total atau sebagian dari
struktur. Keruntuhan pada bangunan dapat berupa keruntuhan alami dan buatan.
Keruntuhan alami merupakan keruntuhan akibat kapasitas beban yang diterima
suatu struktur bangunan melebihi kemampuan struktur bangunan itu untuk memikul
beban tersebut, sedangkan keruntuhan buatan merupakan keruntuhan yang
disebabkan oleh beban tambahan atau beban berlebihan yang sengaja diberikan
kepada bangunan seperti pembongkaran pada bangunan tua ataupun ledakan bom
akibat serangan teroris.
Pada penelitian ini akan dilakukan studi kasus terhadap struktur pasca ledakan
dimana skenario beban ledakannya berupa bom koper TNT yang diaplikasikan pada
dinding bagian samping struktur. Lalu dilakukan analisis keruntuhan progresif
terhadap struktur tersebut menggunakan skenario column removal pada kolom yang
dianggap sudah mengalami kegagalan akibat beban ledak. Kemudian analisis yang
digunakan yaitu analisis statis liniear yang memperhitungkan nilai Bending Moment
Ratio (BMR), Demand Capacity Ratio (DCR) dan Robustness Indicator (R)
berdasarkan standar GSA 2003 tentang keruntuhan progresif. Struktur dikatakan
mengalami keruntuhan progresif apabila nilai BMR > 1, untuk struktur tidak
beraturan DCR > 1.5 dan nilai robustness indicator bernilai > 1.
Dari analisis statis liniear yang dilakukan, didapatkan struktur pasca ledakan terjadi
peningkatan momen pada elemen struktur balok dan kolom sehingga nilai BMR
yang didapat melebihi 1. Untuk nilai DCR sesuai pedoman GSA 2003, struktur
yang dikatakan mengalami keruntuhan progresif apabila memiliki nilai DCR > 1.5
untuk struktur tidak beraturan. Sehingga pada penilitian ini pada elemen balok
didapat nilai DCR > 1.5 yang pola keruntuhan terjadi pertama kali pada balok tepi
struktur (outer beam) di lantai 1 dengan DCR sebesar 2.256 dan disusul oleh elemen
balok lainnya. Nilai robustness indicator (R) yang didapat melebih nilai 1, sehingga
struktur diindikasikan tidak mampu menyalurkan beban dengan baik. Tipe
keruntuhan progresif yang terjadi yaitu tipe keruntuhan domino.