digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - DIVA RAHMA BENITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Serangan teroris menjadi perhatian lebih terhadap desain struktur penahan ledakan. Sehingga kejadian beban ledak menjadi permasalah yang serius yang harus dibahas. Beban ledakan permukaan terjadi ketika bahan peledak diledakkan di tanah atau sangat dekat dengan permukaan tanah. Gelombang insiden tersebut akan dipantulkan di permukaan tanah untuk membentuk gelombang yang dipantulkan. Jenis ledakan ini menjadi fokus penelitian terkait ancaman teroris di lapangan. Disamping lokalisasi efek ledakan, satu hal yang harus disadari adalah konsekuensi serius terkait dengan keruntuhan progresif yang dapat berdampak terhadap pengguna gedung dan properti itu sendiri. Keruntuhan progresif disebabkan oleh keruntuhan dari satu atau lebih elemen struktur yang menyebabkan keruntuhan beruntun dari elemen sebelahnya sehingga mengakibatkan keruntuhan struktur secara keseluruhan total atau sebagian dari struktur. Keruntuhan pada bangunan dapat berupa keruntuhan alami dan buatan. Keruntuhan alami merupakan keruntuhan akibat kapasitas beban yang diterima suatu struktur bangunan melebihi kemampuan struktur bangunan itu untuk memikul beban tersebut, sedangkan keruntuhan buatan merupakan keruntuhan yang disebabkan oleh beban tambahan atau beban berlebihan yang sengaja diberikan kepada bangunan seperti pembongkaran pada bangunan tua ataupun ledakan bom akibat serangan teroris. Pada penelitian ini akan dilakukan studi kasus terhadap struktur pasca ledakan dimana skenario beban ledakannya berupa bom koper TNT yang diaplikasikan pada dinding bagian samping struktur. Lalu dilakukan analisis keruntuhan progresif terhadap struktur tersebut menggunakan skenario column removal pada kolom yang dianggap sudah mengalami kegagalan akibat beban ledak. Kemudian analisis yang digunakan yaitu analisis statis liniear yang memperhitungkan nilai Bending Moment Ratio (BMR), Demand Capacity Ratio (DCR) dan Robustness Indicator (R) berdasarkan standar GSA 2003 tentang keruntuhan progresif. Struktur dikatakan mengalami keruntuhan progresif apabila nilai BMR > 1, untuk struktur tidak beraturan DCR > 1.5 dan nilai robustness indicator bernilai > 1. Dari analisis statis liniear yang dilakukan, didapatkan struktur pasca ledakan terjadi peningkatan momen pada elemen struktur balok dan kolom sehingga nilai BMR yang didapat melebihi 1. Untuk nilai DCR sesuai pedoman GSA 2003, struktur yang dikatakan mengalami keruntuhan progresif apabila memiliki nilai DCR > 1.5 untuk struktur tidak beraturan. Sehingga pada penilitian ini pada elemen balok didapat nilai DCR > 1.5 yang pola keruntuhan terjadi pertama kali pada balok tepi struktur (outer beam) di lantai 1 dengan DCR sebesar 2.256 dan disusul oleh elemen balok lainnya. Nilai robustness indicator (R) yang didapat melebih nilai 1, sehingga struktur diindikasikan tidak mampu menyalurkan beban dengan baik. Tipe keruntuhan progresif yang terjadi yaitu tipe keruntuhan domino.