2023_TS_PP_YOSNITA_RACHMAWATI_DAFUS.pdf
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
2023_TS_PP_YOSNITA_RACHMAWATI_LAMPIRAN.pdf
EMBARGO  2026-08-21 
EMBARGO  2026-08-21 
Adanya pandemi Covid-19 memperlihatkan kerentanan bangunan sebagai entitas masyarakat menjadi sarana penularan penyakit, ini terlihat dengan diharuskannya bangunan beradaptasi terhadap aturan penanggulangan penyebaran Covid-19 yang berdampak terhadap perubahan elemen-elemen arsitektur bangunan gedung. Melalui pendekatan Studi Kasus pada sebuah bangunan pusat perbelanjaan dimasa pandemi Covid-19, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui risiko dan kerentanan bangunan yang diakibatkan penyakit menular, agar dapat menawarkan konsep rancangan bangunan sehat yang minim risiko penularan penyakit di masa datang, tetap tangguh terhadap kemungkinan bencana wabah penyakit seperti halnya pandemi Covid-19. Diketahui hasil penelitian bahwa potensi risiko penularan penyakit pada bangunan terjadi melalui ruang maupun area yang memiliki tingkat aktivitas, kepadatan, lamanya waktu kegiatan, dan elemen arsitektural yang memiliki risiko terkontaminasi virus baik sedang maupun tinggi. Pemicu risiko penyakit menular melalui bangunan gedung selain hal-hal tersebut adalah adanya budaya kerumunan serta ketidakpedulian pengunjung terhadap penyakit. Dalam menanggulanginya diperlukan perubahan pola pergerakan pengunjung, pemberian kode risiko pada area yang memiliki tingkat risiko penularan penyakit dan kajian risiko tersendiri untuk masing-masing aspek penilaiannya. Namun dalam proses penanggulangan tersebut, yang berdampak terhadap perubahan pola desain, pola alur sirkulasi dan elemen-elemen arsitektur maupun desain masih harus dikompromikan dengan banyak pihak. Dari kesimpulan penelitian ini didapatkan hasil bahwa penyakit menjadi entitas yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah bangunan agar dapat meminimalisir risiko penularan penyakit di masa datang.