Sistem pengelolaan sampah di wilayah terdampak pasca-bencana gempa bumi
Cianjur yakni Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat direncanakan untuk
ditangani lebih lanjut pada tempat terpisah antara sampah mudah membusuk (putrescible),
sampah anorganik bernilai ekonomis, dan sampah residu. Sampah anorganik yang masih
memiliki nilai ekonomis akan dijual ke Bank Sampah, sampah residu akan diolah di TPA Pasir
Sembung Cianjur, sedangkan sampah putrescible dari wilayah studi sepenuhnya diolah di
fasilitas pengelolaan sampah putrescible yang dirancang. Fasilitas pengelolaan sampah
putrescible dirancang untuk dapat mengolah sampah putrescible menggunakan BSF
processing memanfaatkan larva BSF, residu dari pengolahan menggunakan larva BSF akan
diproses lebih lanjut menggunakan windrow composting bersama dengan sampah
daun/tanaman. Produk akhir fasilitas pengelolaan sampah putrescible yang dirancang adalah
larva BSF basah (fresh maggot), dan kompos. Fresh maggot yang dihasilkan kemudian akan
dijual kepada peternak ikan dan ayam sekitar. Analisis kelayakan ekonomi pembangunan
fasilitas pengelolaan sampah putrescible di wilayah studi dilakukan menggunakan metode Net
Present Value (NPV). Analisis ekonomi diperhitungkan menggunakan suku bunga acuan Bank
Indonesia pada tahun 2023 sebesar 5,75% dan didapatkan bahwa pembangunan IRF memiliki
NPV positif sebesar Rp32.316.500 untuk periode perancangan selama 5 tahun. Biaya total
yang diperlukan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan sampah putrescible di wilayah studi
adalah Rp4.051.939.000, dan biaya yang diperlukan untuk kegiatan operasional pada fasilitas
pengelolaan sampah putrescible yang dirancang adalah Rp965.907.456/tahun. Biaya yang
dibutuhkan untuk pengolahan sampah adalah Rp1.011.390/ton sampah dan biaya yang
dibutuhkan untuk konstruksi sebesar Rp6.111.522/m2
.Berdasarkan perhitungan menggunakan
metode tersebut, proyek dapat mencapai titik BEP (Break Even Point) setelah 0,8 tahun
beroperasi.