digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kepulauan Seribu menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah akibat lokasinya yang terisolasi dan infrastruktur yang terbatas, dengan sumber sampah berasal dari rumah tangga, pariwisata, dan arus laut yang membawa sampah laut. Studi ini mengevaluasi penerapan sistem pengembalian sampah berdasarkan Extended Producer Responsibility (EPR) di tiga pulau berpenduduk padat: Harapan, Pramuka, dan Kelapa, melalui observasi lapangan, wawancara, dan analisis kebijakan menggunakan kerangka Triple Bottom Line. Sistem ini meningkatkan pengurangan sampah, keterlibatan masyarakat, dan hasil lingkungan, namun menghadapi kendala logistik seperti transportasi yang tidak konsisten, keterbatasan bahan kemasan, dan celah kebijakan, terutama terkait transportasi laut. Meskipun berhasil mengurangi 2,2 ton sampah plastik per hari dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial, sistem ini sangat bergantung pada dukungan pemerintah. Studi ini merekomendasikan revisi kebijakan yang menyesuaikan dengan kondisi kepulauan, pelatihan rutin, jadwal kapal pengangkut sampah yang tetap, subsidi karung, dan integrasi pemulung informal. Penguatan kapasitas lokal dan pelibatan organisasi tanggung jawab produsen (PRO) sangat penting untuk keberhasilan dan keberlanjutan jangka panjang sistem ini di wilayah kepulauan terpencil.