digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal (tumor) secara tak terkendali. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker yaitu dengan deteksi dini menggunakan radiofarmaka. Senyawa 5,10,15,20 – tetrakis (p-aminofenil) porfirin (TAPP), merupakan senyawa turunan porfirin yang berpotensi digunakan sebagai ligan radiofarmaka. Pada penelitian ini dilakukan optimasi kondisi pelabelan TAPP dengan iodin menggunakan kloramin-T dan karakterisasi senyawa hasil pelabelan. Penelitian diawali dengan proses pelabelan senyawa TAPP dengan iodin, kemudian hasil pelabelan diekstraksi dengan kloroform untuk memisahkan senyawa target dengan pengotornya. Ekstrak yang diperoleh dilakukan pemantauan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) silika gel GF254 dan silika C18. Kemudian dilakukan proses isolasi dan pemurnian terhadap ekstrak menggunakan KLT preparatif silika gel GF254. Hasil isolasi dan pemurnian dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometri Ultraviolet-Visible (UV-Vis) dan Attenuated Total Reflectance Fourier Transform Infra Red (ATR FTIR). Pada penelitian ini ditinjau beberapa faktor yang mempengaruhi hasil reaksi pelabelan diantaranya waktu dan suhu reaksi. Peningkatan suhu menjadi 90°C dan waktu reaksi hingga 2,5 jam tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil reaksi. Hasil karakterisasi menggunakan Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan spektrum berupa puncak maksimum pada panjang gelombang 426 nm dan empat puncak pada panjang gelombang 562, 604, 661, dan 710 nm yang merupakan pita Q pada struktur porfirin. Spektrum FT-IR menunjukkan hasil yang mirip antara sampel dengan pembanding pada daerah gugus fungsi dan perbedaan yag cukup signifikan pada daerah sidik jari dan terdapat puncak pada bilangan gelombang 1214,93 cm-1 yang menunjukkan adanya ikatan C-X (halogen). Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal pelabelan TAPP dengan iodin menggunakan kloramin T dilakukan pada suhu ruang dan pH 9,78 dengan waktu reaksi 2,5 bulan.