ABSTRAK Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira PUSTAKA Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira LAMPIRAN Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC 
Kawasan Mandalika yang terletak di Lombok NTB, ditetapkan sebagai KSPN super
prioritas di Indonesia, hal tersebut mendorong pemerintah daerah provinsi NTB dalam
hal ini otoritas pariwisata untuk dapat menarik wisatawan datang khususnya wisatawan
mancanegara. Seiring dengan target peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, perlu
diimbangi dengan peningkatan infrastruktur seperti transportasi udara yakni dengan
ketersedian rute internasional yang memadai untuk dapat menjangkau wisatawan
mancanegara. Bandara Lombok saat ini terdapat dua rute penerbangan internasional
yaitu Singapura dan Kuala Lumpur, minimnya ketersediaan rute penerbangan
internasional tersebut mendorong perlunya pengembangan rute internasional di
Lombok. Dalam melakukan proses pengembangan rute internasional diperlukan
keterlibatan antar pemangku kepentingan yang terkait untuk mewujudkannya. Adapun
tujuan dalam penelitian ini untuk dapat menganalisa keterlibatan stakeholder dalam
proses pengembangan rute penerbangan internasional tersebut menggunakan metode
social network analysis (SNA). Untuk melakukan analisis diperlukan adanya data hasil
wawancara kepada stakeholder mengenai tahapan proses pengembangan rute yang
diterapkan di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Selanjutnya,
penelitian ini memvisualisasikan hasil pemetaan jaringan terkait keterlibatan
pemangku kepentingan dalam proses pengembangan rute penerbangan internasional,
dimana nilai terbesar ditunjukkan pada keterlibatan otoritas pariwisata dengan
maskapai penerbangan, kemudian bandar udara dengan maskapai penerbangan
memiliki keterlibatan kedua terbesar dan diikuti keterlibatan antara bandar udara
dengan otoritas pariwisata. Otoritas pariwisata dan maskapai penerbangan memiliki
nilai relasi yang besar pada tahapan aktivitas pengembangan rute. Sementara bandar
udara memiliki nilai relasi yang besar pada tahapan implementasi rute.