digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Atika Hijria Rusmayani
PUBLIC Yoninur Almira


Kawasan Mandalika yang terletak di Lombok NTB, ditetapkan sebagai KSPN super prioritas di Indonesia, hal tersebut mendorong pemerintah daerah provinsi NTB dalam hal ini otoritas pariwisata untuk dapat menarik wisatawan datang khususnya wisatawan mancanegara. Seiring dengan target peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, perlu diimbangi dengan peningkatan infrastruktur seperti transportasi udara yakni dengan ketersedian rute internasional yang memadai untuk dapat menjangkau wisatawan mancanegara. Bandara Lombok saat ini terdapat dua rute penerbangan internasional yaitu Singapura dan Kuala Lumpur, minimnya ketersediaan rute penerbangan internasional tersebut mendorong perlunya pengembangan rute internasional di Lombok. Dalam melakukan proses pengembangan rute internasional diperlukan keterlibatan antar pemangku kepentingan yang terkait untuk mewujudkannya. Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk dapat menganalisa keterlibatan stakeholder dalam proses pengembangan rute penerbangan internasional tersebut menggunakan metode social network analysis (SNA). Untuk melakukan analisis diperlukan adanya data hasil wawancara kepada stakeholder mengenai tahapan proses pengembangan rute yang diterapkan di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid Lombok. Selanjutnya, penelitian ini memvisualisasikan hasil pemetaan jaringan terkait keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pengembangan rute penerbangan internasional, dimana nilai terbesar ditunjukkan pada keterlibatan otoritas pariwisata dengan maskapai penerbangan, kemudian bandar udara dengan maskapai penerbangan memiliki keterlibatan kedua terbesar dan diikuti keterlibatan antara bandar udara dengan otoritas pariwisata. Otoritas pariwisata dan maskapai penerbangan memiliki nilai relasi yang besar pada tahapan aktivitas pengembangan rute. Sementara bandar udara memiliki nilai relasi yang besar pada tahapan implementasi rute.