digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Faradilla Safira
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Faradilla Safira
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan inhibitor korosi banyak diterapkan untuk mengendalikan laju korosi baja di lingkungan aqueous. Banyak penelitian terbaru menunjukkan bahwa berbagai limbah makanan dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor korosi, salah satunya kulit udang sebagai sumber water soluble chitosan (WSC). Penelitian ini mempelajari signifikansi faktor kekasaran permukaan logam terhadap efisiensi inhibitor WSC dalam larutan H2SO4 0,5 M dan HCl 0,5 M menggunakan metode analysis of variance (ANOVA). Uji perendaman variasi konsentrasi dilakukan untuk menentukan konsentrasi optimum. Uji perendaman dalam larutan H2SO4 dilakukan dengan variasi konsentrasi 0 gpl, 3 gpl, 5 gpl, 7 gpl, dan 10 gpl selama 24 jam, sedangkan dalam larutan HCl dilakukan dengan variasi konsentrasi 0 gpl, 1 gpl, 2 gpl, 3 gpl, dan 4 gpl selama 24 jam. Kemudian, uji perendaman selama 24 jam pada suhu ruang dalam larutan H2SO4 0,5 M dan HCl 0,5 M dilakukan dengan variasi kekasaran permukaan berdasarkan kekasaran ampelas yang terakhir kali digunakan untuk preparasi sampel, yaitu grit 60, 240, 800, dan 2000. Uji elektrokimia yang dilakukan meliputi uji open circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectrocopy (EIS), potentiodynamic polarization (PDP) pada larutan HCl blank dan HCl yang ditambahkan inhibitor WSC 3 gpl. Selain itu, dilakukan analisis karakterisasi permukaan menggunakan scanning electron microscope (SEM), karakterisasi senyawa organik menggunakan fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), dan ultraviolet-visible spectroscopy (UV-Vis). Proses ekstraksi inhibitor WSC dari limbah kulit udang dilakukan melalui proses demineralisasi, deproteinasi, deasetilasi, dan konversi kitosan menjadi WSC. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan konsentrasi optimum WSC pada larutan H2SO4 dan HCl berturut-turut adalah 5 gpl dan 3 gpl dengan efisiensi inhibisi masing-masing sebesar 61,85% dan 94,31% pada grit kekasaran 2000. Berdasarkan hasil uji perendaman, PDP, dan EIS, semakin halus permukaan suatu baja, maka nilai efisiensi inhibisinya akan semakin tinggi. Berdasarkan uji OCP, diketahui bahwa WSC merupakan inhibitor tipe campuran. Model rangkaian listrik ekuivalen pada larutan blank adalah Rs-(CPEdl/Rp) dan pada larutan dengan penambahan inhibitor WSC adalah Rs-(CPEi(Ri(CPEdl/Rp))). Uji SEM membuktikan inhibitor dapat mengurangi dampak korosi pada permukaan baja. Uji FTIR dan UV-Vis membuktikan bahwa senyawa organik pada inhibitor teradsopsi pada permukaan logam dan berperan dalam mengurangi laju korosi logam. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dan jenis larutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehilangan berat logam, tetapi kedua faktor tersebut tidak berinteraksi secara signifikan satu sama lain.