digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Alopesia merupakan istilah medis untuk menyebut kondisi kebotakan. Alopesia androgenetik erat dikaitkan dengan pola kebotakan laki-laki atau male-pattern baldness yang diakibatkan oleh hormon DHT (dihidrotestosteron) hasil konversi hormon testosterone oleh enzim 5?-reduktase. Minoksidil sebagai obat topikal untuk penanganan alopesia memiliki beberapa efek samping salah satunya iritasi. Tamanu (C. inophyllum L.) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk obat permasalahan kulit seperti penyembuh luka dan digunakan secara tradisional untuk menyuburkan rambut. Bagian yang sering digunakan adalah biji karena mampu menghasilkan minyak. Beberapa efek farmakologi biji tamanu antara lain antiinflamasi, penyembuh luka dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penumbuh rambut dari minyak dan resin tamanu secara in vivo. Sampel yang diujikan adalah minyak dan resin tamanu dengan masingmasing konsentrasi 1, 5 dan 10% yang dibuat dalam pembawa minyak medium-chain triglyceride (MCT). Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci untuk uji iritasi akut dermal dan mencit untuk uji pertumbuhan rambut. Uji pertumbuhan rambut terdiri dari 10 kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, minyak MCT, pembanding, kelompok uji minyak tamanu 1, 5, 10%, resin tamanu 1, 5 dan 10%. Kecuali kontrol negatif, seluruh mencit diinduksi hormon testosteron selama 21 hari dan diberi paparan sampel selama topikal selama 21 hari. Parameter yang diukur adalah panjang dan bobot rambut mencit. Analisis statistik dilakukan dengan metode ANOVA satu arah menggunakan aplikasi Minitab. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa seluruh sampel uji tamanu tidak memberikan efek iritasi pada kulit. Berdasarkan uji statistik, diperoleh seluruh kelompok uji memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) pada parameter panjang rambut terhadap kelompok positif dan kelompok pembawa. Resin 10% merupakan konsentrasi yang memberikan pertumbuhan rambut paling panjang dengan rerata 6,372 ± 0,195 mm serta bobot rambut paling tinggi dengan rerata 48,9 ± 7,184 mg dibandingkan terhadap kelompok positif yang memiliki rata-rata panjang rambut 3,095 ± 0,818 mm dan rata-rata bobot 4,55 ± 0,139 mg.